Satu orang meninggal, dan tiga lainnya selamat ketika reruntuhan menimpa mereka. Salah satu korban selamat bernama Ratna (55 tahun).
Pada malam gempa utama itu terjadi, Ibu Ratna berlari ke rumah keluarganya, untuk mencari saudara-saudaranya.
Beruntung ia dapat menemukan mereka, namun itu hanya sebentar. Di detik berikutnya, tembok rumah tetangga menimpa mereka berempat.
Kaki kiri dan tangan kanan Ibu Ratna patah akibat tertimpa tembok. Bagian yang paling parah adalah di kaki kanan beliau; batu-batu tajam menyobek kulit dan dagingnya hingga tulang kaki Ibu Ratna.
Sebanyak tiga tempat kesehatan dikunjungi beliau untuk mengobati luka tersebut. Kini, Ibu Ratna hanya bisa bersandar di balai-balai milik anaknya.
Saat kakinya dipegang dr. Aszharil, dokter medik IZI, Ibu Ratna meringis. Wajahnya menunjukkan rasa sakit.
Luka terbuka di kaki beliau benar adanya. Warna cokelat, merah, dan putih, menyatu tampak mengenaskan.
Dokter Jaga IZI merawat luka yang diderita wanita berusia 55 tahun tersebut dengan cekatan. Ditaburkannya cairan NaCl dan Betadine seperti tiada henti. Setelahnya, luka yang tak kunjung membaik itu dioleskan salep dalam jumlah banyak.
Proses selama puluhan menit itu berlanjut ke bagian lengannya yang patah. Cairan nanah keluar dari sisa jahitan di kulit lengannya.
Sebagaimana dr. Aszharil menutup luka di kaki sang ibu, tangan itu dibebat secara rapih hingga tampak senyum senang menyungging di wajah Ibu Ratna.
“Ibu senang karena baru kali ini ditangani serapih ini. Sebelum-sebelumnya, tidak pernah,” demikian anaknya menerjemahkan bahasa Ibu Ratna.
Dokter Aszharil kembali mengingatkan, agar Ibu Ratna senantiasa menggerakkan otot lengan dan kakinya. Kegiatan ini akan mempercepat proses penyembuhan beliau.
Leave a Reply