Diusianya yang sudah renta, ia bercerita, “saya sudah berbaiat kepada Rasulullah. Sampai hari ini, saya belum menyalahi sumpah itu. Saya tidak pernah bersumpah setia kepada orang yang memicu kekacauan. Saya juga tidak membangunkan orang mukmin dari tempat tidurnya.”
Keistimewaan yang dimiliki Abdullah bin Umar sangat banyak dan sungguh memikat. Ilmunya sangat luas, rendah hati, teguh pendirian, dermawan, shalih, tekun beribadah dan sungguh-sungguh dalam meneladani Rasulullah.
Apapun yang dilakukan Rasulullah, maka ia akan menirunya . Rasulullah pernah berdoa disuatu tempat dengan berdiri, maka Ibnu Umar berdoa ditempat itu dengan berdiri.
Disuatu tempat di kota Mekkah, sebelum Rasulullah turun dari untanya, tiba-tiba untanya tersebut berputar dua kali bukan atas perintah penunggangnya. Setelah itu Rasulullah turun dari unta lalu shalat dua rakaat. Suatu ketika Ibnu Umar melewati tempat itu. Ia memutar untanya dua kali. Setelah itu, ia turun dari untanya dan shalat dua rakaat. Ia lakukan seperti Rasulullah.
Ia juga sangat berhati-hati dalam berfatwa. Pernah suatu hari, ia ditanya. Ia hanya menjawab, “aku tidak mempunyai pengetahuan tentang apa yang engkau tanyakan.”orang itupun meninggalkan Ibnu Umar belum jauh orang itu pergi, Ibnu Umar menggesek telapak tangannya tanda gembira seraya berkata sendiri, “Ibnu Umar ditanya tentang sesuatu yang tidak diketahuinya, maka ia berkata tidak tahu”
Ia juga menghindar dari jabatan sebagai hakim, jabatan yang memberikan kekayaan dan derajat sosial. Akan tetapi Ibnu Umar sama sekali tidak membutuhkan kekayaan dan status sosial.
Bisa dibilang, Ibnu Umar adalah “Teman Malam” dan “Pendamping Waktu Sahur”. Ia habiskan waktu malam untuk shalat. Dan penghujung malam, ia terdengar menangis tersedu-sedu memohon ampun dan beristigfar.
Sejak saat itu, waktunya ia habiskan untuk shalat, membaca Al-Qur’an dan berzikir. Ia seperti Ayahnya. Setiap kali mendengar ayat-ayat Al-Qur’an, matanya berderai air mata.
Suatu hari ditahun 73H. saat sang surya telah condong keBarat hendak memasuki peraduan nya, sebuah kapal keabadian mengangkat jangkar lalu berlayar, bertolak menuju dunia lain, menuju dekapan Tuhan yang Maha Tinggi, membawa seorang muslim yang merupakan cerminan masa penurunan wahyu, di Mekkah dan Madinah. Dialah Abdullah bin Umar bin Khathab (Generasi Sahabat yang paling akhir meninggal)
Nurul Rohmah
(Dari Berbagai Sumber)
Leave a Reply