Jakarta (IZI News) – Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) mulai mendistribusikan Abon kurban olahan kepada penerima manfaatnya di pekan pertama setelah hari raya iduladha. Hal ini lebih cepat dari target rencana mereka di awal.
“Alhamdulillah, ternyata Allah memudahkan IZI mendistribusikan Abon olahan ini di hari kedua tasyrik dari rencana di pekan kedua bakda iduladha. Alhamdulillah, kami bisa lebih cepat. Sebanyak 25 daging sapi dijadikan Abon olahan dan dibagikan kepada kaum dhuafa,” terang Muhammad Ardhani, Ketua Tim Kurban IZI.
Ketiga Unit Usaha Kecil-Menengah (UKM) mitra IZI yang terdapat di Lumajang, Jawa Timur, dan Makassar, Sulawesi Selatan ternyata mampu memproduksi sebanyak 2.750 bungkus Abon daging kurban. Hal ini mendorong Tim IZI untuk menyegerakan proses pendistribusian kepada para penerima manfaat mereka.
“Sesuai dengan komitmen awal, meski produk olahan berbentuk Abon ini mampu bertahan hingga satu tahun ke depan, kita mendistribusikan hak para penerima manfaat secara cepat agar sesuai amanah yang disampaikan para mudhohy,” tutur Muhammad Ardhani lagi.
Sesuai kampanye “Abon Kita Qurban IZI” yang digaungkan pada Juli lalu, produk daging kurban olahan tersebut akan disebar ke wilayah yang sangat membutuhkan. Mulai dari wilayah Jabodetabek, seluruh kantor perwakilan IZI di seluruh Indonesia, wilayah terdampak bencana, hingga pelosok 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal).
Sedangkan di wilayah tempat berlangsungnya pengolahan daging kurban tersebut (Sulawesi Selatan), Tim Kurban IZI membagikan bungkusan Abon olahannya secara langsung untuk menghindari terjadinya kerumunan massal.
Selanjutnya, mereka akan berangkat menuju Masamba, Luwu Utara, yang sempat disapu banjir bandang. “Di Luwu Utara sendiri, wilayah terdampak bencana banjir bandang, telah disiapkan 500 bungkus Abon IZI,” Ardhani menerangkan.
Menutup wawancara, Ketua Tim Kurban IZI itu menjelaskan tantangan yang akan dihadapi kru mereka nanti saat pendistribusian Abon olahan IZI ke wilayah pelosok 3T yang mereka sasar.
“Seperti Way Haru di Lampung, dan di Donggala, Sulawesi Tengah, kondisi jalan menuju ke sana memerlukan transit terlebih dahulu karena sulitnya jalur. Tentu tidak mudah. Namun itu menjadi bagian proses penting menyampaikan amanah para mudhohy kepada mereka yang berada dipelosok negeri,” pungkas Ardhani.
Leave a Reply