IZI-ers, pernah meminjam buku di perpustakaan? Pasti ada aturan untuk merawat buku tersebut bukan? Misalnya, tidak boleh melipat halaman buku, tidak boleh mengotori buku, tidak boleh menyobek halamannya, dan lain sebagainya. Intinya… ada adab yang perlu diperhatikan dalam menjaga buku tersebut.
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang Allah turunkan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam untuk dijadikan sebagai petunjuk dan kabar gembira bagi umat muslim, bukankah sangat aneh jika kita memperlakukan Al Qur’an tidak sesuai adabnya?
Allah berfirman:
قُلْ مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِّجِبْرِيْلَ فَاِنَّهٗ نَزَّلَهٗ عَلٰى قَلْبِكَ بِاِذْنِ اللّٰهِ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَّبُشْرٰى لِلْمُؤْمِنِيْنَ
“Katakanlah (Muhammad), Barang siapa menjadi musuh Jibril maka (ketahuilah) bahwa dialah yang telah menurunkan (Al-Qur’an) ke dalam hatimu dengan izin Allah, membenarkan apa (kitab-kitab) yang terdahulu, dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang beriman.” (QS. Al-Baqarah [2]: 97)
Lantas apa sajakah adab-adab muslim terhadap Al-Qur’an? Berikut ini beberapa adab terhadap Al-Qur’an yang pelu diketahui oleh setiap muslim:
- Mengimaninya
Seperti yang kita ketahui bahwa beriman kepada kitab Allah termasuk ke dalam rukun iman yang kedua. Al-Qur’an merupakan salah satu kitab Allah yang diturunkan sebagai penyempurna kitab-kitab yang telah diturunkan sebelumnya. Sebagai seorang muslim tentunya tidak boleh ada keraguan tentang kebenaran dari isi Al-Qur’an. Allah pun secara tegas memerintahkan kita untuk beriman kepada Al-Qur’an.
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ اٰمِنُوْا بِمَا نَزَّلْنَا مُصَدِّقًا لِّمَا مَعَكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّـطْمِسَ وُجُوْهًا فَنَرُدَّهَا عَلٰۤى اَدْبَارِهَاۤ اَوْ نَلْعَنَهُمْ كَمَا لَعَنَّاۤ اَصْحٰبَ السَّبْتِ ۗ وَكَانَ اَمْرُ اللّٰهِ مَفْعُوْلًا
“Wahai orang-orang yang telah diberi kitab! Berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Al-Qur’an) yang membenarkan Kitab yang ada pada kamu, sebelum Kami mengubah wajah-wajah(mu), lalu Kami putar ke belakang atau Kami laknat mereka sebagaimana Kami melaknat orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabat (Sabtu). Dan ketetapan Allah pasti berlaku.”
(QS. An-Nisa’ [4]: 47)
- Membacanya
Tidak cukup mengimaninya, kita juga diajarkan untuk membacanya. Membaca Al-Qur’an memiliki banyak keistimewaan.
Dari ‘Aisyah dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Orang yang pandai dalam membaca Al Qur’an, maka ia akan beserta para Malaikat yang mulia. Sedangkan orang yang membacanya dengan terbata-bata dan merasa kesulitan, maka ia akan memperoleh dua pahala.” (HR Ibu Majah No 3769)
Bukan hanya itu, orang mukim yang membaca Al-Qur’an bahkan diumpamakan seperti buah utrujah. Berbeda dengan orang yang tidak membacanya
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْأُتْرُجَّةِ طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَرِيحُهَا طَيِّبٌ وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَلَا رِيحَ لَهَا وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ طَعْمُهَا مُرٌّ وَلَا رِيحَ لَهَا
Dari Anas bin Malik dari Abu Musa Al Asy’ari dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Qur`an seperti buah utrujah, rasanya enak dan baunya harum. Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al Qur`an seperti buah kurma, rasanya enak namun tidak berbau. Dan perumpamaan orang munafik yang membaca Al Qur`an seperti buah Raihanah, baunya harum sedang rasanya pahit. Sementara perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al Qur`an adalah seperti buah Hanzhalah, rasanya pahit dan tidak berbau.” (HR Ibnu Majah No 210)
- Belajar dan mengajarkannya
Siapa sih yang tidak ingin jadi orang yang paling utama di hadapan Allah di akhirat kelak? Tentunya semua mukmin ingin ya?
Nah, untuk menjadi manusia paling utama tersebut ternyata bisa diperoleh dengan cara mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.
Dari Utsman bin ‘Affan ia berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Orang yang paling utama di antara kalian adalah seorang yang belajar Al Qur`an dan mengajarkannya.” (HR Bukhari No 4640)
- Mengikutinya
Al-Qur’an berisi petunjuk bagi umat muslim, sudah sepatutnya kita mengikuti apa yang dituliskan di dalamnya.
يَّهْدِيْ بِهِ اللّٰهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهٗ سُبُلَ السَّلٰمِ وَيُخْرِجُهُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِ بِاِذْنِهٖ وَيَهْدِيْهِمْ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
“dengan Kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada cahaya dengan izin-Nya dan menunjukkan ke jalan yang lurus.” (QS. Al-Ma’idah [5]: 16)
- Mengamalkannya
Al-Qur’an tidak cukup hanya sekedar dibaca dan dipelajari saja, namun juga wajib diamalkan dalam kehidupan. Kedekatan seseorang dengan Al-Qur’an biasanya dapat memperlihatkan kepribadiannya dalam kehidupan sehari-hari.
Itulah beberapa adab terhadap Al-Qur’an yang perlu kita ketahui dan terapkan dalam kehidupan. Semoga Allah memberikan kita petunjuk menuju jalan yang diridhai-Nya dengan mempelajari Al-Qur’an. (SH/RI)
Leave a Reply