SUMATRA UTARA – Muhammad Raffa, bocah berusia 8 tahun penderita sensorineural hearing loss atau disebut dengan tuli berat. Hal tersebut menyebabkan dunia Raffa menjadi sunyi. Ketika Ibunda Raffa mengandung usia Raffa 2 bulan, sang ibu terkena penyakit campak, menurut dokter hal tersebut cukup berdampak pada perkembangan bayi Raffa. Hingga ketika lahir, Raffa tergolong bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), yakni 1900 gram.
Raffa sudah tidak dapat mendeteksi suara di usia 2 tahun. Karena keterbatasan biaya, alat bantu dengar mampu dibeli orang tua Daffa ketika Raffa berusia 4 tahun. Sayangnya, alat bantu dengar yang dibeli tidak berumur panjang, sehingga Raffa kembali tidak mendengar apa-apa.
Ayah Raffa hanya seorang supir yang hanya mampu mencukupi biaya kehidupan sehari-hari keluarga, dan ibu Raffa hanya seorang ibu rumah tangga yang senantiasa menemani Raffa dengan lantunan ayat suci Alquran.
Raffa selalu rindu lantunan ayat suci Alquran yang dibacakan ibundanya. Daffa juga berkeinginan untuk bersekolah kembali. Merasakan dunia seperti anak-anak pada umumnya. Ingin mendengar canda gurau dari sang kakak laki-laki dan kakak perempuannya. Setidaknya, itulah cita-cita yang diinginkannya.
Sesuai petunjuk dokter, Raffa harus mengenakan alat bantu dengar. Alat bantu dengar yang sesuai dengan ambang berat pendengarannya yaitu berjenis super power. Tidak hanya itu, Raffa juga membutuhkan terapi agar kondisi Raffa kembali baik.
Alhamdulillah, pada Sabtu (23/1) Tim IZI dapat bersilaturahmi ke Rumah Daffa untuk memberikan Alat Bantu Dengar dari donatur IZI. Hal ini menjadi kegembiraan yang tiada tara untuk keluarga Raffa. Susi ibunda Raffa, tidak lupa untuk mengucapkan syukur serta terima kasih kepada donatur IZI.
“Terima kasih kepada IZI Sumut, kirim salam buat para donatur & keluarga IZI yang telah membantu kami, semoga IZI semakin sukses” ungkap Muslimin. (Reinfal/ IZI Sumut)
Leave a Reply