Saat Idul Fitri tiba, tradisi bersilaturahmi menjadi momen penting untuk mempererat hubungan keluarga dan kerabat. Salah satu bentuk silaturahmi yang umum adalah berjabat tangan sebagai tanda saling memaafkan. Namun, bagaimana jika anak balita Anda enggan bersalaman saat silaturahmi? Apakah ini pertanda kurangnya pemahaman tentang adab, atau ada faktor lain yang mempengaruhi?
Memahami Perilaku Balita yang Enggan Bersalaman
Menurut para ahli perkembangan anak, balita berada dalam fase eksplorasi dan sering kali menunjukkan sikap malu atau cemas saat bertemu orang baru atau dalam situasi yang tidak familiar.
Mengutip dari Siedoo.com, penting bagi orang tua untuk memahami bahwa anak-anak perlu diajarkan etika bersilaturahmi melalui contoh langsung dan pembiasaan. Ketika anak menolak bersalaman, hal ini bisa jadi disebabkan oleh rasa malu, ketidaknyamanan, atau belum memahami pentingnya tindakan tersebut.
Psikolog anak dan remaja, Ratih Zulhaqqi, menekankan bahwa pemaksaan terhadap anak untuk bersalaman sebaiknya dihindari. Menurutnya, pemaksaan dapat membuat anak merasa tidak nyaman dan tidak bahagia saat melakukannya. Ia menekankan pentingnya pembiasaan melalui contoh langsung dari orang tua tanpa paksaan.
Selain itu, psikolog anak dan keluarga, Samanta Elsener, mengimbau orang tua untuk mengajak anak terlibat dalam kegiatan sosial guna menumbuhkan rasa kepedulian terhadap lingkungan sekitar sejak dini. Dengan melibatkan anak dalam aktivitas sosial, mereka dapat belajar berinteraksi dan memahami pentingnya etika dalam bersilaturahmi.
Alternatif Saat Anak Tidak Mau Bersalaman
Jika anak Anda enggan bersalaman, ada beberapa alternatif yang dapat diperkenalkan untuk tetap menunjukkan sikap hormat dan sopan:
- Melambaikan Tangan: Ajari anak untuk melambaikan tangan sebagai tanda sapaan atau perpisahan. Gerakan sederhana ini dapat menjadi langkah awal dalam mengajarkan etika bersilaturahmi.
- Mengucapkan Salam: Dorong anak untuk mengucapkan salam seperti “Assalamu’alaikum” atau “Selamat Idul Fitri” dengan suara lembut. Ucapan ini menunjukkan sikap ramah dan menghormati tanpa harus bersentuhan fisik.
- Tersenyum: Senyuman adalah ekspresi universal yang menunjukkan keramahan. Mengajarkan anak untuk tersenyum saat bertemu orang lain dapat membantu menciptakan suasana hangat dan akrab.
Mengenalkan Adab Bersilaturahmi pada Anak
Penting bagi orang tua untuk secara bertahap mengenalkan adab bersilaturahmi kepada anak sejak dini. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
- Memberi Contoh Langsung: Anak belajar melalui observasi. Tunjukkan sikap sopan dan ramah saat bersilaturahmi, sehingga anak dapat meniru perilaku tersebut.
- Membiasakan Sapaan Sehari-hari: Biasakan anak untuk menyapa anggota keluarga di rumah, seperti mengucapkan selamat pagi atau selamat malam. Kebiasaan ini akan memudahkan mereka saat berinteraksi dengan orang lain di luar rumah.
- Menceritakan Kisah atau Dongeng: Gunakan cerita atau dongeng yang menekankan pentingnya sikap sopan dan menghormati orang lain. Cerita dapat menjadi media efektif untuk menyampaikan nilai-nilai positif.
- Memberikan Pujian dan Penghargaan: Saat anak menunjukkan sikap sopan, berikan pujian atau penghargaan sederhana. Hal ini akan memotivasi mereka untuk terus berperilaku baik.
Mengajarkan adab bersilaturahmi pada anak memerlukan kesabaran dan konsistensi. Dengan pendekatan yang tepat dan tanpa paksaan, anak akan lebih mudah memahami dan menerapkan adab bersilaturahmi dalam kehidupan sehari-hari.
Ayu L Mukhlis
Sumber : Antaranews | Detikhealth.com | Siedoo.com
Leave a Reply