Andi Sope bersama keluarga sempat menyewa warung untuk mereka berjualan sebelum datangnya bencana gempa, tsunami, dan likuifaksi di Kota Palu, Sulawesi Tengah, pada 2018 lalu. Hingga kini mereka tinggal di sebuah hunian sementara (huntara), dan menghadapi bencana lain berupa wabah virus corona.
Warga Dusun III, Desa Potoya, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, tersebut makin terhimpit perekonomiannya akibat mulai bermunculan kasus positif virus corona di Sulawesi Tengah. Sehari-hari Andi Sope seorang Ibu rumah tangga, sedangkan sang suami hanyalah seorang buruh bangunan, atau sesekali instalasi listrik sesuai pesanan saja.
Di saat seperti ini, tidak ada lagi panggilan sebagai buruh bangunan. Tidak ada lagi panggilan untuk memperbaiki instalasi listrik. Wabah virus corona berdampak langsung pada penghasilan suami Andi Sope, Irwan.
“Saya ini pak, kerja begini tergantung rejeki saja. Kadang dalam sebulan ada yang panggil untuk kerja bangunan ataupun pasang instalasi listrik. Kadang pun tidak ada sama sekali dalam sebulan,” jelas Irwan.
Ia hanya bisa bersabar menunggu kedatangan rezeki berikutnya, yang ia sendiri tidak mengerti kapan lagi hal itu hadir di tengah pandemi corona seakan tak berkesudahan ini.
“Belum lagi di tengah wabah Corona ini, tentunya kita takut juga keluar-keluar, apalagi saya yang bekerja sebagai buruh di ibu kota provinsi (Kota Palu) dengan bolak-balik rumah yang cukup jauh,” ujarnya lagi.
Irwan dan Andi Sope tinggal bersama beserta seorang cucu yang mereka asuh karena kedua orangtuanya yang berpisah. Terkadang mereka tak makan nasi akibat kondisi ekonomi yang memperihatinkan.
”Kami ini terkadang makan jika ada sesuatu yang bisa dimakan. Ada beras, alhamdulillah. Kalau tidak ada, yah biasanya cuma makan pisang saja. Terkadang kami pun meminta ke tetangga biar hanya 1 liter saja untuk dimakan bersama keluarga,” kali ini Andi Sope berbicara.
Hasil Assesment yang dilaksanakan Tim mulia Inisiatif IZI Perwakilan Sulteng melihat ketekunan Irwan dan Andi Sope. Mereka memutar otak di tengah sulitnya hidup menghadapi virus corona.
Beberapa pekan yang lalu mereka memutuskan membuat kerangka warung kecil yang dibuat secara bertahap. Sedikit demi sedikit warung memiliki bentuknya, namun mereka terkendala modal pembelian barang-barang yang akan didagangkannya.
”Jadi warung sederhana ini pak, baru kami selesaikan. Alat-alat bekas warung dulu juga masih ada yang bisa kami gunakan. Saat ini hanya terkendala biaya beli bahan-bahan awal saja. Rencana kalau sudah ada modal, saya mau jualan gorengan dan juga bakso, atau nasi kuning” terang Andi Sope
Dengan niat awal untuk memulai usahanya demi memperbaiki ekonomi keluarga, IZI pun memberikan bantuan tambahan modal usaha kepada ibu Andi Sope untuk bisa memulai usaha jualannya beberapa hari kedepan.
”Terima Kasih banyak pak, atas bantuan dari IZI. Semoga berkah dan bermanfaat untuk memulai usaha saya dan keluarga” tutupnya. (Risman/IZI/ED)
Leave a Reply