Tubuh mungil itu tergeletak di atas matras berwarna biru. Warnanya selaras dengan piyama yang dipakainya. Kurus; dadanya turun-naik dengan cepat, dengan selang terpasang di sekitar hidung.
Di sisinya, sang bunda bernama Asih (Nasikhun) bercerita banyak tentang Muhammad Albi Fairuz kepada tim IZI. Wajahnya tampak tegar meski kalimat demi kalimat bernada keprihatinan keluar dari mulutnya.
Pertama kali Albi mulai masuk rumah sakit terdekat pada tahun 2016.
“Waktu itu, Albi demam selama tiga hari. Kemudian dibawa ke rumah sakit terdekat. Sudah tes darah, dan sebagainya, tapi tidak dinyatakan DBD. (Justru) tumor,” tutur Asih.
Nahasnya, buah hati Asih tidak diurus dengan selayaknya di rumah sakit tersebut. Masuk ke ruang IGD, Albi hanya diinfus selama seharian. Begitu giliran infus telah habis, para perawat tidak lagi mau memperhatikannya.
Menyadari sikap buruk petugas kesehatan tersebut , Asih membawa pulang Albi dengan penuh kecewa. Apalagi Albi tidak lagi mampu memanggilnya “mamah” semenjak keluar dari rumah sakit tersebut.
Beberapa waktu kemudian, Asih memberikan Albi obat kanker. Reaksi tubuhnya justru berbalik menjadi kejang-kejang hingga koma. Albi pun kembali dibawa ke rumah sakit terdekat yang berbeda.
Hasil medis rumah sakit tersebut menyatakan bahwa Albi sebenarnya tidak memiliki tumor, akan tetapi demam berdarah Dangue. Dikarenakan Albi telah mengalami koma selama 9 hari, ia pun dirujuk ke RS. MH. Thamrin, Salemba, tanpa memiliki BPJS.
Bersama sang suami, Asih mengumpulkan dana sebanyak tiga puluh juta rupiah demi sang buah hati. Sumbernya dari berbagai pihak dan usaha. Mulai dari menjual perhiasan pribadi, hewan ternak di kampung, hingga meminjam kepada bos sang suami yang bekerja sebagai supplier ikan.
Albi hingga kini telah sadar dan mampu merespon rangsangan dari sekitar. Bocah itu harus menjalani rawat jalan di Rumah Sakit Grand Permata. Selama perawatan, kembali dilakukan tes medis kepada Albi. Hasilnya, Albi terkena Celebral Palsy.
Ayah Albi berterima kasih atas kunjungan tim IZI ke rumahnya. Pada hari selasa (2/4), IZI menyalurkan bantuan pengobatan secara langsung ke orangtua Muhammad Albi Fairuz. Kedatangan tim IZI cukup membantu mereka. Pasalnya, penghasilan sang kepala keluarga berkurang drastis karena hutang yang ditanggungnya. Kini per bulan, penghasilan sang ayah tinggal Rp 300.000,- saja. (Muri/DH)
Leave a Reply