Syawal menjelang, dan Ramadhan 1441 H berlalu dengan kisah yang masih membekas. Ada kisah Tim IZI dengan misi bersama Majelis Telkomsel Taqwa yang musti lalui jalanan off-road, berlumpur dan berbatu demi menyalurkan bantuan berupa paket sembako.
Misi kemanusiaan tersebut terletak di Kampung Ciwahayu, Desa Gununganten, Kecamatan Cimarga, Lebak, Banten. Seluruh warga di kampung tersebut belum mendapatkan bantuan sosial dari manapun.
Sebelumnya, Tim IZI berangkat dari bilangan Condet, Jakarta Timur menuju Jasinga, Bogor, untuk mempersiapkan 100 paket sembako bagi warga mualaf Baduy di sana.
Sekitar pukul 10.00 WIB, 2 (dua) mobil berangkat mengawal paket sembako, donasi zakat komunitas muslim karyawan Telkomsel, ke wilayah penyaluran.
Dalam perjalanannya, mobil yang mengangkut 100 paket sembako tersebut sempat terjerembab dalam kubangan lumpur. Kondisi ini menarik perhatian beberapa warga yang lewat, sehingga mereka turun membantu kru menarik mobil dengan tali berbahan sintesis.
Diakui warga, kampung Ciwahayu belum resmi masuk ke dalam administrasi desa setempat. Itulah sebab kenapa akses jalan ke kampung mereka belum juga mendapat perawatan sehingga masih sulit dilalui kendaraan.
“Selain itu, kita di sini juga belum dapatkan bantuan sosial dari pemda maupun pemerintah pusat untuk Covid-19,” Sarip, salah satu ustadz Kampung Ciwahayu memberi keterangan kepada Tim IZI.
Saat pembagian paket sembako MTT – IZI berlangsung, warga berduyun-duyun turun mengantri. Sebagiannya lagi dikirim langsung ke rumah masing-masing, seperti halnya Ustadz Sarip.
Sang ustadz memiliki keterbatasan fisik yang membuatnya kesulitan beraktivitas luar ruang. Meski Kampung Ciwahayu berstatus zona hijau penyebaran Covid-19, kehidupan ekonomi keluarganya ikut terdampak akibat pandemi yang terjadi.
“Saya punya modal 700 ribu rupiah buat jalanin usaha warung. Tapi penyakit ibu saya selama 3 tahun kambuh lagi. Saya harus bayar ambulans ke puskesmas di Serang. Jauh. Saat diperiksa, kami disuruh tinggal di rumah saja karena ada corona. Modal saya pun habis,” kisah Ustadz Sarip.
Pembatasan sosial secara masif yang diberlakukan pemerintah setempat menjadikan penduduk Kampung Muallaf Ciwahayu tak memungkinkan beraktivitas sembarangan di wilayah Lebak, Banten ini. Hal itu dirasakan Ustadz Sarip sebagai akibat warungnya kini tak lagi Berjaya seperti tahun lalu.
“Adanya pembatasan sosial seperti ini bikin kita gak gampang ke mana-mana. Lokasi puskesmas jauh, fisik saya gak memungkinkan. Akhirnya, kondisi ekonomi keluarga saya gak ada perubahan, begitu juga ibu saya,” jelasnya.
Selain kerjasama penyaluran paket Ramadhan, Majelis Telkomsel Taqwa juga menggandeng IZI bersama progran Benah Mushalla. Hal ini diakui Muksalmina, staf marketing IZI dalam wawancaranya.
“Pada momen Ramadhan kemarin, mushalla yang dibenah adalah Baabul Jannah yang terletak di Sebatik Barat, Nunukan Kalimantan Barat yang termasuk dalam wilayah 3T (Terdepan, terluar, tertinggal),” terangnya. (ED)
Leave a Reply