Sering kita temui anak-anak yang nakal dan sulit diatur, jika ditelisik lebih dalam lagi ternyata penyebab anak-anak bersikap demikian adalah kesalahan pola asuh dari orang tua. Sering kali orang tua tidak sabar, merasa berkuasa atas anak dan mendidik anak dengan keras, otoriter bahkan tidak jarang memukul anak dan memberi julukan jelek untuk anak menjadikan perangai anak semakin buruk.
Anak adalah amanah Allah yang harus dijaga dan dididik dengan baik, karena anak memiliki tempat sendiri dalam Islam. Dalam Al Qur’an pun disebutkan kewajiban orang tua terhadap anak bukan hanya kewajiban anak terhadap orang tua. Rasulullah pun telah mencontohkan bagaimana menyayangi dan mendidik anak.
Berikut beberapa cara Rasulullah mendidik dan menyayangi anak-anak :
Sering Mencium Anak
Anak butuh kelembutan dan ungkapan kasih sayang melalui lisan dan sentuhan seperti belaian, pelukan dan ciuman. Rasulullah pun telah mencontohkan demikian.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ;
قَبَّلَ النَّبِىّ صلى الله عليه وسلم الْحَسَنَ بْنَ عَلِىٍّ ، وَعِنْدَهُ الأقْرَعُ بْنُ حَابِسٍ التَّمِيمِىُّ جَالِسًا ، فَقَالَ الأقْرَعُ : إِنَّ لِى عَشَرَةً مِنَ الْوَلَدِ مَا قَبَّلْتُ مِنْهُمْ أَحَدًا ، فَنَظَرَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم، ثُمَّ قَالَ : مَنْ لا يَرْحَمُ لا يُرْحَمُ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencium Al-Hasan bin ‘Ali, dan di sisi Nabi ada Al-Aqro’ bin Haabis At-Tamimiy yang sedang duduk. Maka Al-Aqro’ berkata, “Aku punya 10 orang anak, tidak seorangpun dari mereka yang pernah kucium”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallampun melihat kepada Al-‘Aqro’ lalu beliau berkata, “Barangsiapa yang tidak merahmati/menyayangi maka ia tidak akan dirahmati” (HR Al-Bukhari no 5997 dan Muslim no 2318)
Aisyah Radhiallahu ‘Anhu berkata ;
جَاءَ أَعْرَابِى إِلَى النَّبِى صلى الله عليه وسلم فَقَالَ : تُقَبِّلُونَ الصِّبْيَانَ ، فَمَا نُقَبِّلُهُمْ ، فَقَالَ النَّبِى صلى الله عليه وسلم أَوَأَمْلِكُ لَكَ أَنْ نَزَعَ اللَّهُ مِنْ قَلْبِكَ الرَّحْمَةَ
“Datang seorang arab badui kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Apakah kalian mencium anak-anak laki-laki?, kami tidak mencium mereka”. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Aku tidak bisa berbuat apa-apa kalau Allah mencabut rasa rahmat/sayang dari hatimu” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Abu Hurairah ra berkata :
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencium Hasan bin ‘Ali, dan di sisi Nabi ada Al-Aqro’ bin Haabis At-Tamimiy yang sedang duduk. Maka Al-Aqro’ berkata, “Aku punya 10 orang anak, tidak seorangpun dari mereka yang pernah kucium”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallampun melihat kepada Al-‘Aqro’ lalu beliau berkata, “Barangsiapa yang tidak merahmati/menyayangi maka ia tidak akan dirahmati” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Bersikap lembut, ramah, memeluk dan mencium anak merupakan refleksi dari rasa kasih sayang. Batin anak pun akan merasakan bahwa mereka dikasihi. Ekspresi kasih sayang dengan cara sederhana akan berefek besar untuk si anak, selain itu merupakan amalan yang diganjar pahala oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Tidak Bersikap Keras Terhadap Anak
Sering kita jumpai anak-anak yang secara instan nurut terhadap orang tua, karena orang tua dengan kasar dan memaksa saat melarang maupun memberikan perintah. Padahal Rasulullah telah memberikan contoh bagaimana bersikap kasih sayang walaupun sang anak bertingkah mengganggu ketika Rasulullah dalam keadaan solat.
“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat, dan ketika beliau sujud, Al-Hasan (cucu beliau yang merupakan anak dari ‘Ali,) melompat-lompat di atas punggung dan tengkuk beliau. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat kepalanya dengan pelan agar tidak mengejutkannya. Beliau melakukan ini tidak hanya sekali.
Ketika shalat telah usai, para shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, kami melihat sesuatu yang Engkau lakukan kepada Al-Hasan yang sebelumnya belum pernah kami lihat. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sesugguhnya dia adalah penyejuk hatiku di dunia. Sesungguhnya cucuku ini merupakan seorang pemimpin (negarawan, pen.). Aku berharap kepada Allah Ta’ala agar memperbaiki dua kubu kaum muslimin melaluinya.” (HR. Ahmad)
Jika kita yang berada di posisi Rasulullah mungkin kita akan memarahi anak dan bersikap kasar. Tapi tidak dengan Rasulullah, beliau telah mencontohkan bagaimana bersikap kasih sayang dan tidak memarahi justru beliau mendoakan Hasan dengan do’a yang baik.
Menghargai Hak Anak
Sahl bin Sa’ad meriwayatkan bahwa disajikan kepada Rasulullah segelas minuman, lalu beliau meminumnya, sedang disebelah kanan beliau terdapat seorang anak dan disebelah kirinya terdapat orang tua. Sesudah minum, beliau bertanya kepada si anak, “Apakah engkau setuju bila aku memberi minum mereka terlebih dahulu?” Ia menjawab, “Tidak, demi Allah, aku tidak akan memberikan bagianku darimu.” Rasulullah pun menyerahkan wadah itu ke tangannya.
Berlaku Adil Terhadap Anak dan Tidak Membedakannya
Ada sebagian orang tua yang memiliki anak lebih dari satu, tanpa sadar bersikap pilih kasih terhadap anak yang satu dengan yang lain. Padahal hal tersebut bisa menimbulkan rasa iri di hati sang anak.
Nu’man bin Basyir pernah datang kepada Rasulullah lalu berkata, “Sungguh, aku telah memberikan sesuatu kepada anak laki-lakiku yang dari Amarah binti Rawwahah, lalu Amarah menyuruhku untuk menghadap kepadamu agar engkau menyaksikannya, ya Rasulullah.”
Rasulullah bertanya, “Apakah engkau juga memberikan hal yang sama kepada anak-anakmu yang lain?”
Ia menjawab, “Tidak.” Rasulullah bersabda, “Bertakwalah kamu kepada Allah dan berlaku adillah kamu diantara anak-anakmu.” Nu’man pun mencabut kembali pemberiannya.
MasyaAllah itulah beberapa cara bagaimana Rasulullah mendidik anak-anak, sudah sepatutnya kita sebagai umat mencontoh cara beliau dalam mendidik agar anak-anak tumbuh menjadi orang yang soleh dan menjadi penyejuk hati kedua orang tuanya di dunia dan akhirat.
(Ayu Lestari)
Leave a Reply