“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)
IZI-ers, jangan sampai kita termasuk orang-orang yang punya pikiran bahwa bertaubat itu hanya perlu dilakukan setahun sekali, tepatnya di bulan suci Ramadhan, atau sebulan sekali, atau bahkan seumur hidup sekali. Tidak demikian… sesungguhnya kita perlu bertaubat setiap harinya, bahkan setiap helaan nafas… karena begitu banyaknya kesalahan yang kita perbuat maupun kesalahan yang tidak kita perbuat.
Lho, memangnya ada kesalahan yang tidak kita perbuat?
Ya, tentu ada. Misalkan kesalahan karena kita tidak berdzikir sepanjang waktu, kesalahan karena kita tidak menghubungi orangtua di kampung halaman, kesalahan karena kita tidak mendoakan muslim-muslimah di Suriah, Palestina, Rohingya, maupun di daerah mujahid lainnya. Kesalahan karena kita tidak melakukan kebaikan-kebaikan ini. Astaghfirullahal’adzim.
Sebab itulah, kita perlu bertaubat setiap harinya, setidak-tidaknya sebelum kita melakukan tidur malam, tengadahkan tangan dan menangislah meminta ampunan Allah. Sesungguhnya ampunan Allah lebih luas daripada langit dan bumi, daripada kesalahan-kesalahan kita yang menggunung, lebih luas dari apapun. Maka, bertaubatlah sebelum nyawa tercekat di kerongkongan.
“Katakanlah kepada hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri-diri mereka, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa, sesungguhnya Dialah Zat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Maka kembalilah kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datangnya azab kemudian kalian tidak dapat lagi mendapatkan pertolongan.” (QS. Az Zumar: 53-54)
Ayat di atas menunjukkan bahwa Allah tidak menghendaki kita untuk berputus asa dari rahmat-Nya. Misalnya dengan berpikir “Ah, tidak mungkin Allah mengampuni saya, saya melakukan dosa besar berkali-kali, saya kesulitan menghentikan berbuat dosa besar tersebut.”
Hapuslah pemikiran seperti itu, jika bukan Allah yang Maha Pengasih dan Pengampun yang mengampuni kita, maka siapa lagi yang bisa kita harapkan ampunannya?
Akan tetapi, perlu diingat bahwa taubat yang Allah terima adalah taubat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, yakni dengan penuh penyesalan dan berusaha untuk tidak mengulang kembali kesalahan yang sama. Orang yang melakukan taubat sambal, hari ini taubat… tapi sebenarnya sudah berniat untuk mengulangi kesalahan yang sama keesokan harinya… maka sesungguhnya ia belum bersungguh-sungguh dalam taubatnya.
“Wahai orang-orang yang beriman bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sungguh-sungguh.” (QS. At-Tahrim : 8)
Hanya orang bertaubatlah yang akan merasakan keberuntungan dalam hidup, karena orang-orang yang bertaubat ini akan mendekatkan dirinya pada Allah dengan taubat yang dilakukannya tersebut. Dan, ingatlah bahwa orang yang bertaubat berarti orang-orang yang pernah melakukan kesalahan, kemudian mendapat petunjuk Allah, dan ia menyesali kesalahannya tersebut. Jika seseorang telah merasa suci, ia tidak akan merasa perlu untuk bertaubat, maka kemurkaan Allah padanya karena perasaan sucinya tersebut.
Oleh sebab itu, seseorang yang melakukan dosa kemudian bertaubat lebih Allah cintai daripada orang yang senantiasa beribadah namun sombong merasa tidak memiliki kesalahan, sehingga ia tidak pernah melakukan pertaubatan. Sungguh… Allah mencintai orang yang bertaubat dan yang menyucikan dirinya.
“Dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kalian beruntung.” (QS. An-Nur: 31)
IZI-ers, sudahkah kita bertaubat hari ini? Ataukah kesombongan kita selalu membisikkan bahwa amal ibadah, sedekah jariyah, dan kebaikan kita lainnya sudah begitu besar sehingga tak perlu lagi bertaubat memohon ampunan pada Allah? Astgahfirullahal’adzim, semoga Allah membinasakan sifat sombong yang mungkin bercokol di hati kita. (SH)
Leave a Reply