Ada orang-orang yang dianggap ‘pamer’ kebaikan, mereka mengirim postingan tentang kegiatan sedekah mereka, berapa besaran uang yang dikeluarkan untuk sedekah tersebut, serta menyebarluaskannya ke khalayak ramai. Apakah pahala sedekahnya hilang dengan perilaku tersebut? Sebenarnya boleh atau tidak menampakkan sedekah seperti itu?
“Kalau kamu tampakkan sedekah-sedekah itu (secara terang), maka yang demikian adalah baik (karena menjadi contoh yang baik) dan kalau pula kamu sembunyikan sedekah-sedekah itu serta kamu berikan kepada orang-orang fakir miskin, maka itu adalah baik bagi kamu dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebahagian dari kesalahan-kesalahan kamu dan (ingatlah), Allah Maha Mengetahui secara mendalam akan apa yang kamu lakukan.” (QS. Al Baqarah: 271)
IZI-ers, segala sesuatu sangat tergantung niatnya, oleh sebab itu bagi yang ingin menampakkan sedekah yang diberikan, ada baiknya mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:
- Niat untuk mencontohkan kebaikan
Antara pamer (riya’) dengan memberi contoh kebaikan bedanya hanya di niat lho. Dan niat itu letaknya di hati, bukan di lisan. Sehingga kita harus benar-benar menjaga niat ketika ingin menampakkan sedekah yang dilakukan.
Benarkah niatnya murni untuk mencontohkan kebaikan? Atau sebenarnya terselip keinginan untuk pencitraan yang baik di khalayak ramai bahwa diri kita adalah seorang dermawan?
Jika ternyata menampakkan sedekah tujuannya adalah untuk pamer di hadapan manusia, maka in syaa Allah kita takkan mendapat pahala dari sedekah tersebut.
- Memahami bahwa sedekah sembunyi-sembunyi lebih besar keutamaannya
Memang menampakkan sedekah itu diperbolehkan akan tetapi sedekah sembunyi-sembunyi punya keutamaan yang lebih besar, salah satunya adalah memadamkan kemurkaan Allah.
Dari Mu’awiyah bin Haidah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya sedekah secara rahasia bisa meredam murka Rabb [Allah] tabaroka wa ta’ala.” (HR. ath-Thabrani)
- Risiko terkena riya’
Bisa jadi awalnya niat menampakkan sedekah hanya untuk mencontohkan kebaikan, akan tetapi karena sulit dikontrol… Lama-lama malah senang dapat sanjungan, pujian, dan menyeret hati ke arah riya’ (pamer).
Dan jika sudah masuk riya’ di hati, maka hilangkan pahala sedekah tersebut.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir . “ (Al Baqarah:264)
Jadi, meskipun diperbolehkan menampakkan sedekah kita, akan tetapi perlu dikontrol hati ini agar tidak terjerumus ke arah riya’ dan ujub yang pada akhirnya malah memudahkan pahala amalan sedekah kita. (SH)
Leave a Reply