“Dia menciptakan langit dan bumi dengan haq. Dia membentuk rupamu dan dibaguskan-Nya rupamu itu, dan hanya kepada Allah-lah kembali(mu).” ﴾QS. Ath Taghabun: 3﴿
IZI-ers, pernah mendengar nama Rahma Haruna? Ia adalah wanita Nigeria yang hidup dalam baskom, karena tangan, kaki, dan tubuhnya tidak bertumbuh sejak ia usia 6 bulan. Orangtua dan saudaranya menaruhnya di baskom agar memudahkan mengangkat tubuhnya ke mana pun. Muslimah berkulit gelap ini kini telah menjadi gadis dewasa, namun kondisi cacat yang dialaminya belum diketahui penyebabnya secara medis. Yang luar biasa, ia tetap tumbuh menjadi gadis ceria dan memiliki cita-cita hebat, yakni ingin menjadi pengusaha dan memiliki toko sembako agar dapat melayani kebutuhan orang banyak.
Lain lagi kisah hidup yang dialami Zuly Sanguino asal Kolumbia, ia terlahir tanpa tangan dan kaki, bahkan ia dibesarkan di bawah tekanan sikap ayahnya yang kasar, keras, dan suka main tangan, bahkan di usia belasan tahun ia mengalami pelecehan seksual. Namun ia tetap tegar dan bahkan tanpa tangan dan kaki sekalipun, dia belajar melukis dengan mulutnya, didukung penuh oleh sang ibu yang begitu menyayanginya. Kini Zuly bahkan tidak hanya menjadi pelukis profesional tapi juga pemberi ceramah motivasi yang menginspirasi banyak orang di negaranya.
Demikian juga yang terjadi pada Nick Vujicic, seorang pria yang terlahir tanpa tangan dan kaki, beberapa kali dalam hidupnya ia merasa putus asa, depresi, dan bahkan ingin mengakhiri hidup, akan tetapi ia kini justru menjadi motivator ternama, menikahi seorang wanita cantik dan memiliki anak yang sehat. Luar biasa.
IZI-ers, ketika Allah memberikan kita kekurangan, maka bisa dipastikan di saat yang bersamaan Ia pun menganugerahkan kita kelebihan. Sayangnya, pada beberapa orang, mereka lebih berfokus pada kekurangan yang ada, kemudian melahirkan keluhan demi keluhan yang pada ujungnya membawa kesengsaraan yang lebih dalam. Akan tetapi hal ini berbeda jika dialami oleh seseorang yang tetap mampu bersyukur dengan kekurangan yang dimilikinya, lambat laun ia akan menemukan kelebihan yang Allah beri pada dirinya, karena ia tak menghabiskan hari hanya untuk mengeluh.
Bagaimana agar bisa tetap optimis menjalani hidup dengan kekurangan yang kita miliki?
- Sadari bahwa nilai kita bukan ditentukan oleh kondisi yang terjadi, melainkan dari sikap yang kita pilih
Ada orang kaya namun pelit, ada orang kaya tapi dermawan.
Ada orang miskin yang rendah hati, ada orang miskin yang sombong.
Ada orang cacat yang tetap percaya diri, ada orang cacat yang minderan.
Jadi, yang dinilai oleh Allah dan manusia lain bukanlah kaya, miskin, atau cacat fisik yang menimpa diri kita, melainkan sikap yang kita ambil terhadap kondisi tersebut. Kita bisa saja memiliki banyak kekurangan, akan tetapi jika kita tetap positif bersikap dalam menghadapi kekurangan tersebut, maka kekurangan itu justru bisa berbalik menjadi kelebihan.
“Apa yang terjadi pada Anda tidak penting. Yang penting adalah apa yang Anda lakukan terhadap apa yang terjadi pada Anda.” (DR. Robert Schuler)
- Ingat bahwa dunia ini hanyalah sementara, fokus pada negeri akhirat yang abadi
Jangan terlalu bersedih dengan kekurangan yang kita miliki di dunia ini, bersedihlah jika kita kurang beramal untuk akhirat. Ada lho orang buta yang tetap shalat tepat waktu 5 kali dalam sehari ke masjid dengan berbekal tali yang diulurkannya dari rumahnya hingga masjid. Ada pula saudara kita yang tak memiliki kaki dan juga tidak dikaruniai banyak harta, namun senantiasa semangat shalat dan membaca quran.
“Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.” (QS Al-Isra’: 18-19).
- Kita bukan satu-satunya yang memiliki kekurangan
Bukan hanya kita saja yang memiliki kekurangan, semua manusia memilikinya, maka tak perlu kecewa pada diri sendiri, apalagi sampai menyalahkan Allah atau takdir. Bahkan di akhirat nanti bisa jadi kita beruntung karena kekurangan yang kita punya justru mengurangi dosa-dosa kita.
“Sesungguhnya setiap musibah yang menimpa seorang muslim menjadi penebus (kafarat) atas dosanya. Bahkan sampai terpeleset kakinya, luka di jemarinya, aapun duri yang menusuknya.” (HR. Muslim)
Dengan mengingat hal ini, semestinya kita bisa lebih semangat dan optimis sekalipun menyadari punya banyak kekurangan. (SH)
Leave a Reply