Gerobak dagangan es Bu Nurlaili sudah tua seiring bertambahnya usia beliau yang mencapai 57 tahun. Beliau menjual berbagai macam es, seperti pop ice dan es serut yang ditaburi gula atau yang biasa disebut es kukua (dalam bahasa Minang).
Dahulu beliau berjualan di sekolah-sekolah dan di Pasar Raya Solok. Pemberlakuan belajar jarak jauh menjadikan sekolah tak lagi memiliki aktivitas. Kondisi itu menggeser posisi dagangan Bu Nurlaili ke wilayah pasar.
“Tetapi sekarang karena pembelajaran di sekolah tidak ada, saya hanya berjualan es di pasar,” aku Bu Nurlaili
Bu Nurlaili sudah berjualan es sejak beliau masih muda. Bahkan, ketika ia sering membawa anak-anaknya berjualan dengan meletakkannya di atas gerobak dagangan miliknya ketika mereka masih kecil.
Berkat dagangan es, Bu Nurlaili mampu menyekolahkan anak-anaknya seorang diri hingga kini. Fajri, anak sulung, bahkan bisa duduk di bangku sekolah atas kelas 11.
Kondisi Dagangan Bu Nurlaili
Ketika Tim IZI berkunjung untuk silaturrahmi, ketika sedang asyik mengobrol dengan beliau, didapati seorang pengemis datang meminta sedekah kepada Bu Nurlaili, tanpa pikir panjang Bu Nurlaili langsung memberikan sedekah berupa selembar uang dua ribu kepada pengemis tersebut, sambil meminta doa dari pengemis agar dagangannya hari ini laris.
Terlihat uang di dalam kresek hasil jualan Bu Nurlaili belumlah banyak. Hanya ada beberapa lembar uang dua ribuan. Bu Nurlaili berprinsip, setiap ada yang meminta sedekah, baik ketika beliau berjualan atau ketika beliau di rumah, beliau mengusahakan untuk selalu memberikan, meskipun jumlahnya tidak banyak. Ketika tidak memiliki uang, beras yang ada di rumahnya lah yang akan beliau sedekahkan.
Bu Nurlaili mengalami sakit di bagian dada sehingga tidak bisa mendorong gerobak dalam jarak yang jauh. Belum lagi gerobak tua tersebut sangat berat karena terbuat dari kayu besi yang berat.
Alhamdulillah, berkat bantuan IZI sekarang gerobak baru Bu Nurlaili sudah ada. Semoga bisa mempermudah langkah Bu Nurlaili dalam berjualan. Sepertinya inilah hadiah dari Allah, ketika Bu Nurlaili selalu rajin memberikan sedekah kepada para pengemis. Sebuah gerobak baru untuk jualan esnya.
Leave a Reply