JAWA TIMUR – Semenjak divonis menderita kanker nasofaring Nur Jimat terpaksa tidak bekerja sejak setahun belakangan ini. Menurutnya, ia harus melalui 35 kali sinar dan beberapa kemoterapi seperti apa yang disampaikan oleh dokter.
“Tapi ini, muncul lagi (kanker). Diminta kemo tapi belum sesuai dengan kondisi tubuh,” kata pemuda 25 tahun tersebut.
Nasofaring merupakan salah satu bagian pada tenggorokan bagian atas yang terletak di belakang hidung dan di balik langit-langit rongga mulut. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala berupa benjolan pada tenggorokan, penglihatan kabur, hingga kesulitan membuka mulut.
Awalnya ia mendapati benjolan di sekitar leher, kemudian membengkak dan membuatnya sulit makan. Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter menyatakan ia terkena kanker nasofaring.
Biaya pengobatan (diluar BPJS Kelas 3) dan akomodasi dari Bangkalan, Jawa Timur ke RS Dr. Soetomo Surabaya menjadi sebab ia harus berhutang kepada saudaranya. Sebesar 5 juta uang yang kini harus ia kembalikan atas pengobatan yang berjalan sejak 20 November 2018.
Bersama istrinya, Mukiyah, mereka pernah tinggal di Rumah Singgah Pasien (RSP) IZI Jawa Timur 2. Atas rekomendasi Kepala RSP, ia mendapatkan bantuan Ghorimin Islamic Challenge dari Program Terpadu 2019.
“Saya prihatin melihat keluarga muda itu. Karena kepala keluarga tidak bekerja sementara harus menafkahi istri dan orangtua,” kata Hengky Asmarakandi, kepala sekaligus penanggung jawab RSP 2 IZI Jatim.
Mas Nurjim (sapaannya) pernah bekerja sebagai buruh es balok di Cirebon sejak 2016-2018. Ia merantau karena sulitnya mencari pekerjaan di lingkungan rumahnya, di Dusun Lar-lar, Desa Tlagah, Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan.
Ia nekat merantau karena rumahnya jauh dari penduduk, tanah yang tandus, dan akses air yang sulit. Ditambah dengan pendidikannya yang hanya tamatan SD, merasa sulit untuk mendapat pekerjaan yang layak. (Susi/ IZI Jatim/ Editor: Fajri)
Leave a Reply