MEDAN – Merawat sebuah keluarga seorang diri tanpa ditemani suami pastilah terasa berat. Mencari nafkah, membersihkan rumah, merawat anak, semua itu dilakukan dengan sendiri. Itulah yang dialami ibu Siti Fatimah. Seorang janda kelahiran 1979 memiliki satu orang putri yang sedang duduk di bangku Sekolah Dasar ini harus menjalani kehidupanya dengan penuh kerja keras.
Siti Fatimah menikah dengan seorang laki-laki mualaf, suaminya tersebut sudah lebih dulu meninggal dunia. Dalam pernikahannya tersebut Fatimah dikaruniai satu orang anak yang kini menjadi penyamangatnya dalam mencari nafkah.
Untuk mempertahankan hidup dengan anaknya yang bernama Salsa, beliau rela melakukan pekerjaan apa saja, menjadi asisten rumah tangga, kuli di pasar, atau bahkan mencari barang bekas. Ia tidak lagi peduli dengan status profesi yang dijalaninya, yang penting pekerjaan tersebut halal, menghasilkan uang untuk dapat memenuhi kebutuhan pokoknya.
Upah yang didapat pun sering tidak dapat menutupi kebutuhan hidup mereka. Ibu Fatimah sendiri sangat sadar akan pentingnya pendidikan dan kesehatan dalam kehidupan sekarang ini. Sehingga Fatimah bertekad untuk terus menyekolahkan anak semata wayangnya tersebut, sesulit apapun kehidupannya.
“Bagi saya yang penting Salsa bisa melanjutkan sekolahnya sampai ke perguruan tinggi, makanya saya terus bekerja, bahkan saat ini saya sibuk mondar-mandir ke instansi-instansi pemerintah untuk mengurus segala sesuatu berkaitan dengan pendidikan dan kesehatan anak saya.” Ucap Ibu Fatimah.
Namun tidak hanya pendidikan Salsa saja yang saat menjadi bebannya, kebutuhan-kebutuhan lainnya seperti makan, pakaian, dan juga rumah kontrakan yang saat ini merek tempati. Mereka tinggal di sebuah rumah kontrakan yang ukurannya sangat kecil, di dalamnya hanya cukup untuk mereka tidur saja.
Setiap bulannya ibu Fatimah harus membayar uang kontrakan itu. Dalam kondisi seperti ini, kadang ibu Fatimah sampai kebingungan harus mencari uang kemana lagi. Biaya sewa rumah yang harus beliau cari maupun biaya lainnya. Semua itu tidaklah cukup dari penghasilan yang beliau dapatkan setiap bulannya.
Saat ini, ibu Fatimah harus menghadapi kesulitan, Salsa menunggu pembagian rapot kenaikan kelas, akan tetapi Salsa tidak bisa mendapatkan rapot itu karena Salsa belum melunasi kewajibannya membayar uang baju sekolah. Hal inilah yang menghalangi Salsa untuk mendapatkan rapotnya.
Kesedihan itu pula yang dirasakan Salsa saat ini. Sementara Ibu Fatimah sendiri sudah sangat kebingungan untuk mendapatkan uang yang dibutuhkan. Alhamdulillah, tim IZI perwakilan SUMUT dapat membantu ibu Fatimah dalam melunasi tagihan yang harus dilunasi Salsa.
“Terima kasih banyak kepada tim IZI yang sudah memberikan bantuan kepada saya, semoga karyawan-karyawan IZI, para donatur IZI selalu dalam lindungan Allah, dan berikan kesehatan selalu. Aamiin.” Ujar Ibu Fatimah. (Putra/IZI Medan/Editor: Fajri).
Leave a Reply