IZI-ers, pernah bertemu dengan orang yang ujub ilmu? Yakni orang yang mengagumi kepandaiannya sendiri di suatu bidang ilmu. Narsis kecerdasannya sendiri lah begitu.
Bahkan di kalangan ustadz sekalipun, ada lho yang menggolongkan dirinya sebagai ustadz yang lebih sunah daripada ustadz lainnya. Astaghfirullah.
Ubaidillah bin Abu Ja’far Al-Mishri, seorang ulama ahli hadits yang mentakhrij kitab-kitab hadits Kutubus Sittah dan seorang ahli hikmah, pernah memberi nasihat untuk murid beliau:
“Jika engkau duduk di suatu majelis lalu engkau berbicara kemudian engkau merasa bangga dengan hal itu, maka tahanlah. Dan jika engkau berada di suatu majelis dan engkau diam lalu engkau merasa bangga dengan diammu itu, maka berbicaralah. Lihat dan perhatikan hawa nafsumu dan selisihilah!” (dalam Tahdzibil Kamal fii Asmaa-i Ar-Rijaal)
Duh… sampai sebegitunya kita perlu menjaga hati supaya terhindar dari perasaan kagum pada ilmu dan kehebatan yang dimiliki. Jangan sampai kita masuk ke golongan ujub ilmu ini yaa, bisa jadi Allah langsung yang menjatuhkan martabat kita, sebagaimana perkataan Imam Syafi’i berikut:
“Siapa saja yang mengangkat-angkat diri sendiri secara berlebihan, niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menjatuhkan martabatnya.” (Imam Syafi’i)
Nah, ada beberapa ciri ujub ilmu yang perlu kita perhatikan dan hindari:
- Tidak mau belajar ilmu pada orang lain, sebab merasa diri sudah pandai
“Buat apa saya berguru ke ustadz itu, ilmu saya sudah cukup.”
“Saya tidak butuh konsultasi lagi ke orang lain, diri saya saja sudah bisa sendiri kok.”
Seseorang yang merasa dirinya cukup, tidak memerlukan masukan atau nasihat atau ilmu dari orang lain, telah mengindikasikan adanya ujub pada hatinya.
Bahkan para Sahabat Rasulullah pun saling menimba ilmu dari masing-masing mereka, tidak pernah merasa dirinya sudah cukup dengan ilmu yang dimiliki.
- Tidak menyukai bermusyawarah dengan sesama, lebih menyukai orang lain mengiyakannya dan meminta pendapatnya
Orang yang ujub ilmu tidak akan suka musyawarah untuk mencapai mufakat, dia akan lebih menyukai ‘bertitah’ untuk orang sekitarnya. Jadi, apapun yang ia ucapkan harus langsung disetujui dan diaminkan, tidak bisa dibantah.
- Tidak suka bertanya, karena khawatir berlaku demikian dianggap sebagai orang bodoh
Ciri selanjutnya yang biasanya diderita oleh orang yang ujub ilmu adalah tidak suka bertanya mengenai suatu hal, ia akan langsung berasumsi dan mengambil kesimpulan dari asumsi yang dibuatnya sendiri. Ia tak mau terlihat bodoh dengan bertanya. Padahal, justru Al Quran menyuruh kita bertanya jika tidak mengerti akan suatu hal.
“… maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kalian tidak mengetahui.” (QS. An-Nahl: 43)
IZI-ers, mari rendahkan hati sekalipun kita telah menguasai banyak ilmu dan keahlian yang tidak dimiliki orang lain. Jangan-jangan syetan membisiki hati kita untuk kagum dan bangga pada diri sendiri, padahal Allah amat membenci orang-orang yang membanggakan diri sendiri. (SH)
Leave a Reply