IZI-ers, apa definisi kaya menurut kamu?
Sebagian orang, mungkin ada yang akan menjawab bahwa orang yang kaya adalah orang yang memiliki harta yang melimpah di sekelilingnya. Sebagian yang lain mungkin juga akan berpendapat bahwa orang kaya adalah orang yang memiliki barang-barang mewah dan mahal.
Setiap orang akan memiliki jawaban yang berbeda tentang hal ini, namun di dalam jawaban mereka akan ada satu kesamaan yang intinya menyebutkan bahwa kekayaan atau orang kaya akan diukur dari banyaknya harta atau uang yang dimiliki sehingga seseorang tersebut dapat membeli ini-itu dengan harta yang dimilikinya tersebut.
Namun, apa yang Islam sebutkan tentang kekayaan? Berikut ini adalah sebuah hadits yang mungkin IZI-ers pernah baca yang didalamnya menyebutkan tentang definisi kekayaan.
Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta, akan tetapi kekayaan itu adalah kaya hati. (HR Bukhari No 5965)
Ternyata Rasulullah menyebutkan hal lain tentang kekayaan. Bukan lagi terkait tentang banyaknya harta yang dimiliki, namun tentang kebesaran hati seseorang untuk mau berbagi atau membantu sesamanya.
Karena memang faktanya ada orang yang kaya harta namun karena bermental miskin, jadi dia tidak akan pernah menjadi orang kaya yang sebenarnya. Harta yang dimilikinya hanya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
Jangankan untuk bersedekah atau membantu orang lain, bahkan untuk keluarganya sendiri pun dia masih menahan hartanya karena takut hartanya akan berkurang dan jatuh miskin. Hatinya akan lebih tenang jika hartanya tersimpan dan utuh dibandingkan digunakan untuk menolong sesama.
Sementara orang kaya yang sesungguhnya adalah mereka yang rela berbagi dan membantu siapapun yang membutuhkan bantuannya. Bahkan seringkali dia mengesampingkan kepentingannya sendiri agar dapat membantu orang lain. Orang seperti inilah yang dapat disebut kaya. Kaya karena hartanya dimanfaatkan untuk menolong sesama. Hatinya akan merasa puas dan bahagia ketika dapat melakukan kebaikan sekecil apapun itu.
Sungguh beruntung orang-orang yang memiliki kekayaan hati. Sebab Allah tidak akan menyia-nyiakan perbuatan mereka. Allah berfirman:
لَيْسَ عَلَيْكَ هُدٰٮهُمْ وَلٰـكِنَّ اللّٰهَ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَآءُ ۗ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ خَيْرٍ فَلِاَنْفُسِكُمْ ۗ وَمَا تُنْفِقُوْنَ اِلَّا ابْتِغَآءَ وَجْهِ اللّٰهِ ۗ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ خَيْرٍ يُّوَفَّ اِلَيْكُمْ وَاَنْـتُمْ لَا تُظْلَمُوْنَ
“Bukanlah kewajibanmu (Muhammad) menjadikan mereka mendapat petunjuk, tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Apa pun harta yang kamu infakkan, maka (kebaikannya) untuk dirimu sendiri. Dan janganlah kamu berinfak melainkan karena mencari rida Allah. Dan apa pun harta yang kamu infakkan, niscaya kamu akan diberi (pahala) secara penuh dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan).” (QS. Al-Baqarah [2]: 272)
Coba lihat sekeliling atau diri kita sendiri. Sudahkah kita menjadi orang kaya yang sebenarnya? Atau kita masih berjiwa miskin dan senantiasa mempercantik topeng agar terlihat kaya? Dengan membeli barang branded, pakaian ternama, kendaraan mewah dan rumah. Astaghfirullahal’adzim…
Jangan sampai kita menjadi budak dunia yang hanya memikirkan kenikmatan duniawi dan enggan memikirkan kehidupan akhirat yang kita akan kekal di dalamnya. Semoga Alah memberikan petunjuk dan mengusap lembut hati kita agar mudah menerima kebenaran. (SH/RI)
Leave a Reply