Sebagai seorang muslim, kita diajarkan untuk senantiasa beramal shalih sebagai sarana untuk meraih ridha Allah dan bekal bagi kehidupan kita di akhirat kelak.
Dari Ummu Salamah ia berkata, Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wassalam berdoa seusai shalat Subuh: “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amalan yang diterima.” (HR al-Baihaqi dalam kitab Syu’abul Iman, juz II, hlm 284).
Syarat utama agar amal seseorang diterima adalah harus beragama Islam. Karena Allah tidak akan menerima amal dari orang kafir.
Allah berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong.” (QS. Al-Imran: 91)
Lantas bagaimana mengetahui bahwa amal ibadah seseorang diterima Allah? Berikut tandanya:
- Dipermudahkan untuk beramal shalih di kemudian hari
Ulama mengatakan: “Sesungguhnya diantara alamat diterimanya kebaikan adalah kebaikan selanjutnya.”
Ketika amalan ibadah seseorang diterima oleh Allah, maka ia akan dimudahkan untuk beramal kebajikan lagi di kemudian hari.
IZI-ers pasti pernah mendengarkan, bahwa sebuah kebaikan akan menciptakan kebaikan-kebaikan yang lain. Hal ini berlaku bagi mereka yang beramal dan diterima oleh Allah.
Contoh lainnya adalah ketika seseorang melakukan puasa Ramadhan. Ketika Allah menerima amalannya, maka secara otomatis seorang hamba ini akan menjadi pribadi lagi meskipun Ramadhan telah berakhir. Bisa jadi hamba tersebut menjadi rajin puasa sunnah, rajin tilawah dan lainnya.
- Memperoleh balasan langsung di dunia
Allah terkadang membalas amal kebaikan seseorang secara langsung lho. Misalkan ada orang yang bersedkah dengan ikhlas, kemudian Allah memberikan balasan yang berlipat ganda kepada orang tersebut tanpa diduga, maka itu merupakan salah satu balasan amal selama di dunia. Tentu saja balasan di dunia hanyalah sebagian kecil saja, dan balasan di akhirat adalah lebih baik.
Ibnu Athaillah menyebutkan tanda penerimaan Allah dalam hikmah berikut ini: “Siapa yang memetik buah dari amalnya seketika di dunia, maka itu menunjukkan Allah menerima amalnya.”
Allah juga berfirman: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)
- Dibebaskan dan kesedihan dan kekhawatiran
Syekh Ahmad Zarruq menjelaskan bahwa buah amal itu berbentuk kemaslahatan keagamaan dan kemaslahatan duniawi. Ia menyebutkan bahwa salah satu buah amal adalah kebahagiaan hidup yang diukur dengan perasaan bebas dari kekhawatiran dan kesedihan.(Lihat Syekh Ahmad Zarruq, Syarhul Hikam, As-Syirkatul Qaumiyyah, 2010 M/1431 H, halaman 80)
- Merasa amal masih sedikit dan belum sempurna
Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata:
“Tanda diterimanya amal shalih anda : saat hati merasa bahwa amal shalih masih hina dan kecil. Sampai orang-orang yang benar-benar mengenal Allah, selalu beristighfar setiap usai melakukan ibadah. Adalah Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bila selesai salam dari sholat, beliau beristighfar sebanyak tiga kali. Allah juga telah memerintahkan hamba-hambaNya untuk beristighfar setelah selesai melakukan ibadah haji. Allah juga memuji mereka yang beristighfar setelah melakukan sholat malam. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam memerintahkan taubat dan istighfar usai berwudhu.”
Itulah beberapa tanda diterimanya amal shalih. Kita memang tidak dapat dengan pasti memprediksinya apakah amalan tersebut benar-benar atau tidak. Itulah pentingnya meluruskan dan menjaga niat, agar Allah benar-benar ridho terhadap apa yang telah kita lakukan. (SH/RI)
Leave a Reply