Jakarta – Kisah haru datang dari pasangan Taufik dan Fadia, orang tua dari Yuki Adinda Tafa, bayi berusia 4 bulan. Sejak lahir, Yuki sudah harus berjuang melawan berbagai komplikasi kesehatan, mulai dari pneumonia berat hingga penyempitan saluran napas. Yuki lahir prematur pada usia kehamilan 36 minggu, dengan kondisi terbelit tali pusar yang menyebabkan kelahiran penuh risiko. Setelah proses persalinan, Yuki didiagnosis membawa bakteri dari dalam rahim yang akhirnya menyebabkan komplikasi serius pada paru-parunya.
Awalnya, Yuki dirawat di Primaya Bekasi Utara selama tiga hari, namun karena kondisinya memburuk, ia dirujuk ke RS Hermina Jatinegara. Di sana, Yuki dipasangkan ventilator selama 51 hari akibat kesulitan bernapas, namun setiap kali ventilator dilepas, Yuki tak mampu bernapas dengan normal. Dari Hermina, Yuki kemudian dirujuk ke RSAB Harapan Kita untuk menjalani tindakan bronkoskopi yang mengungkap kondisi pneumonia berat serta penyempitan saluran napas.
Tantangan yang dihadapi keluarga kecil ini semakin berat ketika Yuki harus menjalani perawatan intensif di ICU selama berminggu-minggu. Menurut keterangan dokter, paru-paru Yuki semakin dipenuhi virus dan bakteri, bahkan tulang iganya diketahui bergeser akibat tekanan di dadanya. Taufik dan Fadia sempat membawa pulang Yuki, namun dalam hitungan jam kondisinya kian memburuk hingga harus kembali dilarikan ke RSAB Harapan Kita. Hasil bronkoskopi kedua menunjukkan saluran napas Yuki sangat kecil hingga harus menjalani operasi untuk memperbaiki kondisi tersebut.
Sebagai kepala keluarga, Taufik berjuang keras untuk mencukupi kebutuhan pengobatan Yuki yang tidak sepenuhnya ditanggung BPJS. Dengan pendapatan sebagai buruh pabrik yang hanya berkisar Rp250.000 hingga Rp400.000 per minggu, Taufik juga mencoba mencari tambahan penghasilan dengan menjadi ojek online. Namun, biaya pengobatan Yuki terus meningkat, terutama untuk susu dan popok yang mencapai Rp800.000 per bulan.
Saat ini kebutuhan mendesak mereka adalah alat mesin susu untuk membantu Yuki minum susu dengan aman. Alat tersebut dibanderol seharga Rp14.000.000 jika baru, namun Taufik dan Fadia berusaha mengumpulkan Rp3.000.000 untuk membeli versi second-hand yang masih dalam kondisi baik. Di tengah semua cobaan ini, mereka tetap berjuang dan berharap kepada Allah.
Alhamdulillah 10 Oktober lalu, tim IZI bekerjasama dengan RSAB Harapan Kita dapat menemui Ibu Fadia yang tengah menjaga Yuki untuk menyalurkan bantuan biaya pengobatan melalui program Proteksi Kesehatan. Bantuan ini diberikan sebagai wujud kepedulian dan upaya untuk meringankan beban Bpk. Taufik dan Ibu Fadia.
“Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada RSAB Harapan Kita dan IZI, semoga semuanya diberkahi, diberikan kelancaran para donaturnya, dipermudah hidupnya, bahagia selalu, aamiin,” ucap Fadia dengan senyum hangat di wajahnya, meski kelelahan tak bisa disembunyikan.
Doa dan ucapan terima kasih yang tulus ini adalah gambaran perjuangan seorang ibu yang penuh harap untuk kesembuhan anaknya. Semoga Yuki segera pulih, dan keluarga kecil ini diberi kekuatan untuk melalui setiap ujian. Aamiin.
Leave a Reply