JAKARTA – Perempuan adalah sosok yang tidak pernah bisa lepas dari kata hebat. Kehebatannya terkadang terbentuk dan lahir dari hal-hal tidak menyenangkan yang terjadi di hidup ini. Harus bisa mandiri, kuat, dan menghidupi diri serta anak-anaknya setelah ditinggal suami.
Hal itu dijalani oleh seorang perempuan bernama Ibu Triningsih. Ia tinggal di sebuah kontrakan di Condet Jakarta Timur. Perempuan berusia 59 tahun ini terus berjuang untuk bertahan hidup.
Sehari-hari ia berjualan berbagai macam es, mie instan, dan jajanan ringan lainnya. Itu dilakukan di depan kontrakannya yang berada di gang sempit. Tak terasa sudah 15 tahun ia lakoni dengan sabar.
Bu Triningsih memiliki 2 anak laki-laki. Anak pertamanya bekerja sebagai satpam di sebuah yayasan yang tak jauh dari rumahnya. Anak keduanya tinggal di kampung bersama dengan neneknya.
Kerasnya kehidupan Kota Jakarta ia nikmati, terlebih sejak sang suami meninggal dunia tahun 2015 silam. Almarhum suaminya yakni Pak Sunaryo adalah seorang supir pribadi sehari-harinya. Sang suami menghembuskan nafasnya terakhirnya dikarenakan penyakit asma.
Sejak saat itu Bu Triningsih harus bekerja lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan kedua anaknya. Memang, ia merantau ke Jakarta sudah cukup lama yakni sejak mengandung anaknya yang pertama sekitar tahun 1981.
Momen yang paling berat baginya yakni saat Pandemi Covid 19. Tidak mudah bertahan saat anak sekolah banyak yang libur, dan semua orang tidak boleh keluar dari rumah tetapi ia terus berikhtiar dengan jualannya sampai hari ini.
Selain berjualan es, mie dan jajanan ringan, Bu Triningsih juga membuka pesanan untuk penyek ketika sekolah libur. Suatu saat ketika sedang membuat dan menggoreng pesanan peyek kakinya tersiram minyak panas.
Akibat kejadian itu kulit kakinya terkelupas dan harus menjalani operasi. Akan tetapi dikarenakan keterbatasan biaya dan rasa takut ia mengurungkan niat operasi. Bekas lukanya masih sangat terlihat jelas ketika dijumpai Tim IZI di kontrakannya.
“Terima kasih banyak atas bantuan modal usahanya. Semoga IZI dan para donatur bisa lebih baik lagi kedepannya,” ujar Bu Triningsih menutup perbincangan kami.
Leave a Reply