SURABAYA – Seiring dengan bertambahnya usia Laznas Inisiatif Zakat Indonesia (IZI), tidak dapat dielakan, diperlukan adanya peningkatan kapasitas amilnya dalam pengembangan setiap program-program yang dilahirkan oleh bagian Divisi Pendayagunaan IZI, baik di bidang charity, pendidikan, dakwah, ekonomi maupun bencana.
Dalam meningkatkan kapasitas di bidang kebencanaan, IZI terus belajar untuk memberikan pelayanan terbaik untuk para mustahik yang menjadi korban bencana, dimana bencana merupakan salah satu penyebab kemiskinan yang dirasakan secara langsung oleh para korban bencana.
Untuk itu, IZI perlu meningkatkan kapasitas para amilnya dalam aksi respon penanggulangan bencana yang efektif baik pada fase mitigasi, tanggap darurat dan recovery sebagai upaya mengurangi dampak lanjutan serta melakukan pemulihan paska bencana.
Untuk dapat merealisasikan hal itu, IZI sebagai salah satu anggota dari Forum Zakat, perlu mengkoordinasikan aksi-aksi kemanusiaan yang dilakukannya dengan OPZ (Organisasi Pengelola Zakat) yang lain. Melalui acara yang diadakan oleh FOZ pada tanggal 28-29 Agustus 2019 di kantor pusat Laznas Nurul Hayat Surabaya, IZI menjadi salah satu peserta aktif dalam membuat sebuah Pedoman Bersama (Joint Protocol). Dalam hal ini IZI diwakili oleh Direktur Pendayagunaan, Nana Sudiana, GM Pendayagunaan, Haryono, dan Koordinator Program Ekonomi, Mohamad Yunus.
Beberapa hal yang dihasilkan dalam pertemuan tersebut yaitu, mandat dan tujuan kolaborasi respon bencana anggota Forum Zakat, skala bencana dan pemicu respon, mekanisme koordinasi internal dan eksternal, respon minimum bencana terhadap satu bencana.
“Harapannya, Joint Protocol Forum Zakat ini dapat dikritisi dengan mengupas pembelajara-pembelajaran dari berbagai respon bencana yang dilakukan oleh OPZ anggota Forum Zakat. Sehingga bisa menjadi refleksi yang diartikulasikan dalam sebuah ketentuan atau protokol dalam dokumen Joint Protocol Forum Zakat tersebut,” ujar Koordinator Program Eekonomi, Mohamad Yunus. (Yunus/ Editor: Fajri).
Leave a Reply