Siapa yang mau bangkrut ketika berdagang? Tentunya tidak ada satupun muslim, baik pengusaha besar maupun kecil yang mau usaha yang dijalankannya bangkrut dan tidak meninggalkan sesuatu selain kesedihan dan penyesalan.
Pun sama dengan kehidupan, tentunya sesukses apapun, setiap orang juga menginginkan kesusksesan di akhirat. Namun sayangnya, keinginan tersebut tidak diupayakan dengan sungguh-sungguh sebagaimana mereka mengupayakan bagi kesuksesan hidup di dunia.
Apa sih definisi bangkrut yang sebenarnya menurut pandangan Islam?
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tahukah kamu siapa orang yang bangkrut? Para sahabat menjawab, “Allah dan rasulNya lebih mengetahui.” Nabi Saw lalu berkata, ” Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku ialah (orang) yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan puasa, shalat dan zakat, tetapi dia pernah mencaci-maki orang ini dan menuduh orang itu berbuat zina. Dia pernah memakan harta orang itu lalu dia menanti orang ini menuntut dan mengambil pahalanya (sebagai tebusan) dan orang itu mengambil pula pahalanya. Bila pahala-pahalanya habis sebelum selesai tuntutan dan ganti tebusan atas dosa-dosanya maka dosa orang-orang yang menuntut itu diletakkan di atas bahunya lalu dia dihempaskan ke api neraka.” (HR. Muslim)
Subhanallah ya… Sudahlah amal di dunia tidak banyak, di akhirat pun pahala yang didapat masih harus dikurangi untuk menebus kesalahan kepada orang lain. Iya kalau masih ada sisa, kalau tidak? Rugiiiii… Jangan sampai kita menjadi bagian dari umat yang bangkrut ini.
Tips agar tidak menjadi orang bangkrut di akhirat:
1. Menjaga lisan
Menjaga lisan itu sangat penting, sebab lisan yang salah ucap tidak hanya dapat menyakiti hati orang lain, tetapi juga dapat menimbulkan masalah yang besar.
Dari Abu Musa dia berkata, aku berkata, “Wahai Rasulullah, siapakah yang paling utama dalam berIslam?” Beliau menjawab: “Orang yang mana kaum muslimin selamat dari cercaan lisannya dan gangguan tangannya.” (HR Muslim No 59)
Ketika seseorang sudah dapat menjaga lisannya, maka dia sudah dapat menjadi seorang muslim yang sebenarnya. Dan yang pasti lisannya tidak akan membuatnya bangkrut di akhirat.
- Sisihkan hak orang lain dalam harta kita
Sedekah, infak, zakat dapat menjadi cara bagi kita untuk membersihkan harta. Sebab selalu ada hak orang lain di dalam harta yang kita miliki.
Dari Al Mughirah bin Syu’bah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jauhilah oleh kalian mengatakan sesuatu yang tidak jelas sumbernya, menahan hak orang lain, membunuh anak-anak perempuan, durhaka kepada Ibu, dan menyia-nyiakan harta.”(HR Ahmad no 17520)
3. Meminta maaf pada orang-orang yang pernah kita zalimi
Perbuatan dosa kepada Allah, kita dapat memohon ampung langsung kepada Allah. Namun dosa kepada manusia, baik itu menghina, mendzalimi atau menyakiti orang lain, maka dosa tersebut tidak akan diampuni kecuali harus dengan meminta maaf kepada orang yang sudah didzalimi tersebut.
Banyak kisah tentang para sahabat yang meminta maaf kepada orang yang disakitinya, salah satunya kisah dari bibi Anas yang pernah memecahkan gigi orang lain, kemudian meminta maaf untuk menyelesaikan kasusnya tersebut.
Dari Humaid, dia berkata; ” Anas menyebutkan bahwa bibinya telah memecahkan gigi seri seorang wanita, kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memutuskan dengan qishash. Kemudian saudaranya yaitu Anas bin An Nadhr mengatakan; “Apakah gigi seri Fulanah akan dipecahkan? Tidak, demi Dzat yang mengutus Tuan dengan kebenaran, gigi seri Fulanah tidak akan dipecahkan.” Sebelum itu mereka telah meminta maaf dan denda kepada keluarga wanita tersebut. Setelah saudaranya yang merupakan paman Anas dan pernah mengikuti perang Uhud bersumpah maka orang-orang tersebut rela memberikan maaf. kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah terdapat orang yang apabila dia bersumpah atas nama Allah maka Allah akan menepatinya.” (HR Nasa’i no 4675)
Itu sebabnya kita diajarkan untuk selalu meminta maaf ketika berbuat salah kepada orang lain. Dengan meminta maaf dan memaafkan bukan hanya dapat menimbulkan kasih sayang dari sesama, namun juga dapat menimbulkan keridhaan Allah terhadap mereka.
Cek dulu tiga hal di atas. Segera perbaiki jika ada satu diantaranya masih ada yang kita lakukan. Semoga kita termasuk hamba-Nya yang beruntung, bukan merugi di akhirat. (SH/RI)
Leave a Reply