Oleh para ilmuwan, laba-laba sering disebut sebagai ‘Insinyur-insinyur’ dengan keajaiban dan rekayasanya mampu membuat konstruksi sarang laba-laba yang sangat rumit, bahkan belum ada satu ahlipun yang mampu membuat sarang/jaring laba-laba sedetail, seapik, serumit dan sekuat laba-laba membangun jaringnya.
Jaring laba-laba terbuat dari sutera yang dihasilkan oleh tubuhnya sendiri. Sangat elastis dan kekuatanya mampu menahan beban ribuan ton, bahkan mampu menghentikan laju pesawat Boeing-747. Benang laba-laba dengan diameter kurang dari 1/1000 mm, 5 kali lebih kuat di bandingkan tali baja dengan diameter yang sama.
Lebih dari itu, benangnya dapat melar hingga empat kali dari panjang normalnya. Benang sutera ini sangat ringan, sebagai gambaran, benang sutera laba-laba dengan berat hanya 320 gram dapat direntangkan mengelilingi bumi yang berdiameter 12.742 km. Bayangkan bila tali baja direntangkan mengelilingi bumi, butuh berapa ton tali baja? Masya Allah.
Belum lagi, kehebatan jaring laba-laba dalam menjaring mangsanya. Serangga apapun yang terperangkap di dalam jaring laba-laba jangan harap bisa berkutik atau keluar dari perangkapnya.
Walaupun fakta ilmiah menyebutkan sarang atau rumah laba-laba sangat kuat, tapi mengapa dalam Al-Qur’an Allah menyebutkan kalau rumah paling rapuh adalah rumah laba-laba? Yaitu dalam surah Al-Ankabut : 41
مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوتِ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
Artinya : “Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan Sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.” (QS. Al-Ankabut: 41)
Ayat tersebut memberikan penjelasan bahwa tempat perlindungan paling rapuh adalah kepada selain Allah. Orang yang bersandar pada kedudukan, prestasi, harta, dan manusia. Manusia yang menyandarkan hidupnya kepada selain Allah pasti akan kecewa, putus asa, tidak bahagia bahkan sampai ada yang mengakhiri hidupnya. Semua sandaran kepada selain Allah adalah selemah-lemahnya sandaran, ibaratnya ialah rumah laba-laba. Waktu, tenaga dan kerja keras yang dicurahkan untuk mendapatkan sandaran selain Allah seperti laba-laba yang berusaha membangun rumahnya.
Kelemahan laba-laba bukan terletak dari struktur bangunannya, kalau hal tersebut yang dijadikan acuan maka rumah laba-laba adalah rumah yang paling kuat. Yang dimaksud Allah, kelemahannya terletak pada fungsi utama sebuah rumah. Fungsi rumah ialah untuk melindungi penghuninya, memberikan kehangatan dan keharmonisan. Mengapa demikian?
Fakta ilmiah menunjukan, bahwa tubuh laba-laba jantan umumnya lebih kecil daripada betina, dan laba-laba betina yang membangun sarang, laba-laba mendekati sarang betina untuk kebutuhan seksual/kawin.
Dilansir dari majalah National Geographic, laba-laba memiliki perilaku kanibalisme seksual. Laba-laba jantan rela dimakan oleh pasangannya karena tubuh jantan mampu memberikan nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh laba-laba betina untuk kebutuhan bertelur.
Kanibalisme seksual laba-laba dilakukan betina setelah atau ketika mereka berhubungan seksual/kawin, perlahan laba-laba betina membungkus pasangannya dengan jaring yang dikeluarkan dari tubuhnya, lalu kemudian sedikit-demi sedikit tubuh laba-laba jantan dimakan.
Hanya sekitar 30% laba-laba jantan yang berhasil menyelamatkan diri dari kanibalisme dan berhasil mencari pasangan lain. Tapi, sebagian besar laba-laba membiarkan tubuhnya dimakan dan memperpanjang hubungan seksual, hal ini memperbesar kemungkinan untuk membuahi pasangannya. Alasan lain kanibalisme itu terjadi ialah bila setelah laba-laba jantan berhasil memasukkan sperma ke dalam tubuh laba-laba betina, dan laba-laba betina tidak menyukai pasangannya tersebut maka proses kanibalisme itu pun terjadi, tapi ada juga laba-laba jantan yang tidak dimakan oleh pasangannya tapi dia membiarkan pasangannya kawin dengan laba-laba jantan lain.
Dalam penelitian lain yang dilakukan Tim Peneliti dari Masaryk University di Republik Ceko, menemukan bahwa laba-laba jenis lain seperti Black Widow, perilaku kanibalisme itu juga dilakukan oleh laba-laba jantan terhadap betina.
Kelemahan rumah laba-laba terletak pada esensi kehidupan rumah tangganya, tidak ada keharmonisan dan perlindungan dalam rumah tersebut. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surah Al-Ankabut :41.
Kehidupan rumah tangga laba-laba adalah kehidupan yang kacau-balau, meskipun rumah itu kuat, megah dan elite tapi tidak ada ketenangan di dalamnya, sang istri sangat dominan sementara laki-laki tidak memiliki kekuatan dan tidak bisa memimpin rumah tangga. Bila kehidupan rumah tangga manusia seperti ini maka anak-anakpun tidak bisa merasakan fungsi rumah dan peran orang tua.
Bila suami seperti seperti laba-laba jantan, maka ia akan membiarkan istrinya selingkuh asalkan keinginan dirinya sendiri terpenuhi. Begitulah rumah tangga jika tidak berfondasikan iman dan keislaman yang kuat, hanya menyandarkan pada material dan kedudukan, sudah pasti kehidupan rumah tangganya hanya seumur jagung.
Leave a Reply