IZI-ers, Rasulullah mengajarkan kita untuk memperbanyak sedekah baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Sudahkah kita melaksanakan apa yang Rasulullah ajarkan tersebut? Atau diri masih berat mengeluarkan harta kita untuk bersedekah lantaran khawatir karenanya harta akan berkurang dan jatuh miskin?
Ketika seseorang enggan untuk bersedekah, terkadang mereka akan beralasan bahwa mereka sendiri pun sedang membutuhkan sehingga tidak dapat bersedekah. Ada juga yang merasa dirinya belum berkewajiban sedekah karena merasa harta yang dimilikinya masih sedikit. Banyak sekali alasan yang dilontarkan oleh orang-orang untuk membenarkan perbuatannya. Hal ini tentunya tak luput dari tipu daya setan. Mereka mempengaruhi manusia agar menahan diri dari bersedekah dan meyakinkan manusia bahwa dengan bersedekah dapat mendatangkan kemiskinan.
اَلشَّيْطٰنُ يَعِدُكُمُ الْـفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَآءِ ۚ وَاللّٰهُ يَعِدُكُمْ مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-Nya kepadamu. Dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 268)
Tahukah bahwa Setan lebih ‘takut’ dengan seorang manusia yang dermawan, daripada seorang manusia yang ahli ibadah namun pelit? Mengapa bisa begitu? Karena Setan khawatir Allah menjadi ridho pada orang dermawan tersebut sekalipun ia jarang beribadah.
Diriwayatkan dari Ibnu Abid Dunya dari Abdullah. Saat itu, Iblis mendatangi Nabi Yahya alaihissalam ketiga kalinya, dan terjadilah dialog.
Nabi Yahya alaihissalam : “Wahai Iblis, tolong beritahu saya apakah yang paling engkai sukai dari manusia? Dan adakah yang paling engkau benci dari manusia.”
Iblis : “Orang mukmin yang paling aku sukai adalah orang mukmin yang bakhil (pelit). Sedangkan orang mukmin yang paling aku benci adalah orang mukmin yang fasik (rusak amalnya) tetapi dermawan.”
Nabi Yahya alaihissalam : “Mengapa bisa begitu?”
Iblis : “Orang mukmin yang bakhil itu menurut saya sudah cukup (untuk digoda amalnya). Tetapi kalau orang mukmin fasik yang suka bersedekah, saya khawatir kalau kedermawananya itu disukai oleh Allah, lalu diterima amalnya, itu berarti saya tidak punya teman di neraka nanti.”
Jadi, jika kita takut miskin karena banyak bersedekah, itu disebabkan bisikan Setan yang tidak ingin Allah meridhoi kita.
Ingatlah, Allah sendiri yang menjanjikan bahwa Allah akan melipatgandakan harta setiap hamba-Nya yang disedekahkan di jalan Allah tanpa terkecuali. Dengan menahan harta dari bersedekah justru dapat menyempitkan rezeki kita.
Dari Asma’ radliallahu ‘anha berkata; Nabi Shallallahu’alaihiwasallam berkata, kepadaku: “Janganlah kamu tahan tanganmu dari berinfaq karena takut miskin, sebab nanti Allah menyempitkan reziki bagimu”. (HR Bukhari No 1343)
Takut miskin juga dapat berarti bahwa seseorang tersebut masih terlalu mencintai dunia dan belum dapat mencintai akhirat. Sebab orang yang takut akhirat tidak mungkin bersifat kikir dan tamak.
Oleh sebab itu jika kamu memang ingin Allah melapangkan rezeki bagimu, jangan lagi menahan-nahan tanganmu untuk berinfaq di jalan Allah. Yakinlah bahwa janji Allah pasti nyata. Allah tidak akan menyia-nyiakan usaha hamba-Nya.
Allah SWT berfirman:
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَآءُ ۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 261)
Setiap perbuatan pasti akan mendapatkan balasan. Dengan bersedekah, in shaa Allah keberkahan juga akan senantiasa membersamai kita. Jadi, masih takut jatuh miskin karena bersedekah? (SH/RI)
Leave a Reply