Mendidik anak memang memerlukan kesabaran ekstra. Terlebih jika anak-anak kita termasuk anak yang hiperaktif dan mungkin agak sulit untuk mengikuti arahan orangtuanya.
Bagaimanapun permasalahannya, ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh orangtua ketika menghukum anak yang berbuat kesalahan. Berikut ini beberapa hal tersebut:
- Memukul wajah
Ketika anak yang sudah baligh enggan untuk shalat, kita memang diperbolehkan untuk menghukumnya dengan memukul. Namun jangan memukul bagian wajah si anak, karena Rasulullah melarangnya.
Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Jika salah seorang dari kalian memukul, hendaknya dia menjauhi (memukul) wajah,” (H.R. Abu Dawud)
2. Memukul atau menghukum hingga menyakiti badan anak
Ketika memutuskan untuk memukul anak, selain menghindari area wajah juga jangan memukul anak secara berlebihan, apalagi sampai menyakitinya. Cukup lakukan sewajarnya saja. Karena tujuan menghukum dengan memukul adalah agar anak jera dan mengetahui kesalahannya dimana, bukan justru meninggalkan kebencian karena disakiti.
Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam menjelaskan bahwa makna dari “pukullah” adalah “fadhribuuhunna ghairu mubarrih”, yaitu pukullah dia dengan tanpa membahayakan, seperti bengkak atau berbekas (H.R Muslim).
3. Menghukum dengan amarah
Karena marah biasanya berasal daari setan, maka apa yang akan disampaikan kepada anak, meskipun bertujuan untuk menasehati, tapi apa yang dikatakan tidak akan benar-benar sampai kepada anak tersebut. Boro-boro deh si anak bakal mengerti dan menyadari kesalahannya, yang ada juga mereka bete dan ikutan jengkel karena merasa dihakimi.
Dalam sebuah riwayat diceritakan, dari Abu Mas’ud al-Badri, dia berkata, “(Suatu hari) aku memukul budakku (yang masih kecil) dengan cemeti, maka aku mendengar suara (teguran) dari belakangku, ‘Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud!’ Akan tetapi, aku tidak mengenali suara tersebut karena kemarahan (yang sangat). Ketika pemilik suara itu mendekat kepadaku, ternyata dia adalah Rasulullah saw. dan beliaulah yang berkata, ‘Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud! Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud!’
Aku pun segera melempar cemeti dari tanganku, kemudian beliau bersabda, ‘Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud! Sesungguhnya Allah lebih mampu untuk (menyiksa) kamu daripada kamu terhadap budak ini.’ Aku pun berkata, ‘Aku tidak akan memukul budak selamanya setelah (hari) ini,’” (H.R. Muslim).
4. Memperlihatkan sifat kasar
Salah satu akhlak seorang muslim adalah berlemah lembut, termasuk kepada anak. Jadi sebisa mungkin jangan sampai menunjukkan sisi buruk atau sifat kasar kita di depan anak, karena anak biasanya cenderung suka meniru orang dewasa.
“Barang siapa yang terhalang dari (sifat) lemah lembut, (sungguh) dia akan terhalang dari (mendapat) kebaikan,” (H.R.Muslim).
Rasulullah juga tidak pernah berkata kasar. Hal ini disampaikan oleh Anas bin Malik yang sekian lama mengikuti Rasulullah.
Dari Anas bin Malik, “Aku membantu Nabi selama sepuluh tahun. Demi Allah, beliau tidak pernah berkata kasar kepadaku. Tidak pernah beliau berkata, ‘Mengapa engkau melakukan demikian?’ atau ‘Mengapa tidak engkau melakukan demikian?’” (H.R. Ahmad, Bukhori, Muslim, dan Abu Dawud).
Semoga kita bisa menjadi orangtua sebagaimana yang Rasulullah ajarkan, di saat tenang maupun di saat sedang emosional. (SH/RI)
Leave a Reply