Salah satu penyakit orang yang berilmu adalah ingin memamerkan keilmuannya dan kepandaiannya dalam berargumen, hal ini terlihat biasa saja dan wajar, padahal ada bahaya besar mengintai.
“Tiga perkara yang membinasakan: rasa pelit yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti dan ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri” (HR. At-Thabrani dalam Mu’jam Al-Ausath)
Ya, Allah tidak menyukai orang yang memiliki perasaan bangga terhadap dirinya sendiri. Apalagi orang-orang yang doyan berdebat tanpa ilmu.
“Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang paling keras debatnya.” (HR. Bukhari, no. 4523; Muslim, no. 2668)
Bahkan orang yang memiliki ilmu pun diperintahkan untuk memberi pelajaran dengan hikmah dan cara yang baik, jikalau perlu untuk mendebat atau membantah, bantahlah dengan cara yang baik, bukan dengan mengkafirkan orang lain, atau dengan mudah menganggap orang lain berbuat dosa/bid’ah dan menakut-nakuti mereka dengan neraka.
“Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An-Nahl: 125)
Akan tetapi berhati-hatilah karena orang yang suka mendebat termasuk golongan manusia yang dimurkai Allah.
“Sesungguhnya orang yang paling dimurkai oleh Allah ialah orang yang selalu mendebat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Yang lebih luar biasa, sekalipun kita berada di pihak yang benar… kita disarankan untuk tetap menjaga diri dari perdebatan. Allah menjamin rumah di dasar surga bagi orang-orang yang mampu menahan dirinya dari debat.
“Aku berikan jaminan rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada di pihak yang benar. Dan aku menjaminkan sebuah rumah ditengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah dibagian teratas surge bagi orang yang membaguskan akhlaknya.” (HR. Abu Dawud)
Apakah kita bisa menahan diri dari perdebatan sekalipun kita tahu berada di pihak yang benar? (SH)
Leave a Reply