Hafshah ra., dikenal memiliki kapasitas keilmuan, pemahaman, dan ketakwaan yang sangat luas. Dengan sifat-sifat ini, wajar jika Hafshah menempati kedudukan yang sangat istimewa di sisi Rasulullah ﷺ. Kedudukan ini terus berlanjut hingga pada masa pemerintahan Khulafa’ Rasyidin, terutama ketika ayahnya diangkat menjadi Khalifah, karena tidak jarang Umar bertanya kepadanya tentang berbagai hukum agama. Contohnya , Umar pernah bertanya, “Berapa lama batas waktu maksimal seorang wanita dapat bersabar ditinggal oleh suaminya?” Hafshah ra. menjawab, “Enam atau empat bulan.”
Banyak sahabat-sahabat Rasulullah ﷺ yang menjadikan Ummul Mukminin Hafshah ra. sebagai rujukan mereka dalam masalah hadis danibadah. Seperti saudara kandungnya sendiri, Abdullah bin Umar, yang paling gigih meneladani jejak Nabi ﷺ, banyak bertanya kepadanya tentang tingkah laku Rasulullah ﷺ di dalam rumah. Selain itu, Abu Bakar Ash-Shiddiq menunjuk Hafshah untuk menjaga lembaran-lembaran Alquran yang telah berhasil dikumpulkannya. Barangkali alasan Abu Bakar menunjuknya adalah karena ia memiliki keistimewaan dalam hal ketakwaan, ilmu dan kebiasaannya berpuasa. Belum lagi jika ia mengingat ia pandai membaca dan menulis. Padahal, pada masa itu hanya sedikit laki-laki yang pandai membaca dan menulis, apalagi perempuan.
Ummul mukminin Hafshah ra. adalah murid Nabi ﷺ yang cerdas dan memiliki peran yang sangat besar dalam menyebarkan hukum-hukum Islam kepada masyarakat luas.
Mahmud Al-Mishri. 2014. 35 Sirah Shahabiyah (35 Sahabat Wanita Rasulullah saw.). Al-Ihtisom Cahaya Umat: Jakarta. hlm. 215
Leave a Reply