Kepedulian bagi kelompok dhuafa di tengah pandemi Covid-19 kembali ditunjukkan Laznas Chevron. Untuk kesekian kalinya lembaga, tersebut memberi perhatian lebih kepada kaum dhuafa terdampak pandemi dengan menggandeng Inisiatif Zakat Indonesia sebagai mitra kebaikan.
Di awal berlakunya Pembatasan Sosial Berskala Besar di awal tahun, di beberapa kota, selama tiga hari berturut-turut, Laznas Chevron melakukan bakti sosial secara masif. Kaum dhuafa dari kelompok disabilitas, jamaah majelis taklim dan lain sebagainya turut mendapatkan bantuan berupa paket sembako.
Kegiatan amal bakti Laznas Chevron yang bersinergi dengan Inisiatif Zakat Indonesia itu pun terus berlangsung saat Ramadhan tiba. Lokasi penyaluran dilangsungkan di daerah pesisir utara Jakarta jika sebelumnya tiga hari berturut-turut di tengah kota.
Kepedulian Laznas Chevron di Bulan Ini
Pada bulan ini, kepedulian Laznas Chevron hadir bersama Inisiatif Zakat Indonesia di tiga kota penyangga ibukota. Program yang diusung berupa proteksi keluarga mustahik dengan jumlah bantuan sebanyak 100 paket sembako.
Tim penyalur dari Inisiatif Zakat Indonesia mengunjungi beberapa daerah, seperti halnya Babelan, Bekasi, dengan menyusuri 30 kepala keluarga terdampak pandemi Covid-19. Mereka yang ditemui tim penyalur merupakan warga yang terkena PHK oleh pihak perusahaan tempatnya bekerja.
Pada hari berikutnya, Tim IZI mengunjungi Cariu, Bogor. Sebanyak 35 kepala keluarga mengakui belum menerima bantuan apapun semenjak diumumkannya kasus positif Covid-19 pertama di Indonesia. Mereka terdiri dari lansia, janda, buruh tani dan pedagang mikro.
Cipayung, Depok, Jawa Barat, menjadi lokasi terakhir yang dikunjungi Tim Penyalur IZI. Sebanyak 35 kepala keluarga berkumpul di gedung SMP Muhammadiyah 3 untuk mendapatkan paket sembako dari Laznas Chevron.
Para penerima manfaat di kota terakhir tersebut berprofesi sebagai guru honorer. Gaji mereka tidak lebih dari 200 ribu hingga 500 ribu rupiah per bulan. Mereka juga mengaku belum mendapatkan bantuan sosial dari pihak manapun untuk bertahan hidup di masa pandemi ini.
Dampak dari wabah virus ini telah diprediksi akan memukul perekonomian Indonesia. Beberapa di antaranya adalah meningkatnya pengangguran akibat produktivitas perusahaan yang menurun, serta bertambahnya jumlah kemiskinan di tengah-tengah masyarakat.
Mentri Keuangan, Sri Mulyani sendiri, menjelaskan skenario terberat yang akan dilalui Indonesia adalah bertambahnya jumlah orang miskin sebanyak 1,1 juta hingga 3,78 juta orang. (ed)
Leave a Reply