“Kesempurnaan hanyalah milik Allah,” begitu jawaban salah satu penerima manfaat program kaki palsu. Ia adalah Rifki Nur Ihsan. Pelajar yang masih duduk di bangku SMP itu tinggal di sebuah kontrakan orang tuanya di Jl. A. Yani, Desa Sindangkasih, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta.
Berawal dari terjatuh dan kaki keseleo Rifki berakhir terkena kanker tulang. Penyebaran kanker di dalam tubuhnya sangat cepat hingga dokter menyarankan untuk amputasi untuk memutuskan penyebaran ke organ lain.
Dengan berat hati, orang tua Rifki memilih dan mengambil keputusan yang terbaik untuk sang buah hati dengan mengikuti saran dokter.
Tujuh bulan berlalu Rifki harus kehilangan kaki kirinya. Untuk beraktivitas dan bepergian ke sekolah, ia menggunakan tongkat sebagai penopang tubuh.
“Keikhlasan yang dimiliki Rifki membuat kami merasa sedih, karena ternyata buah hati kami itu lebih sabar dan menerima keadaannya di bandingkan kami sebagai orangtua,” tutur pak Ade, orangtua Rifki.
Saat ini Rifki masih harus rutin mengkonsumsi obat herbal dan pengobatan medis, dikarenakan kekhawatiran tumbuhnya sel-sel kanker yang tersisa.
Rifki merupakan anak yang berprestasi di sekolahnya. Remaja itu juga tidak patah semangat beraktivitas meski dalam kondisi kehilangan satu kaki.
Sangat kebetulan, pasca-amputasi, aktivitas belajar-mengajar dilakukan di rumah masing-masing demi memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 antar pelajar.
Alhamdulillah, ada rezeki untuk Rifki berupa kaki palsu yang disalurkan oleh IZI dan JNE Purwakarta. Atas nama keluarga, sang ayah menghaturkan rasa terima kasih.
“Terima kasih JNE Purwakarta dan IZI. Melalui program ini ada harapan baru kepada penerima manfaat untuk kembali beraktivitas terutama untuk Rifki,” ungkap pak Ade.
Program kaki palsu ini merupakan perwujudan impian para disabilitas memiliki kaki yang utuh untuk kembali beraktivitas. Karena pada dasarnya musibah atau takdir yang kita alami tentu sudah menjadi skenario Sang Maha Pencipta. Dan tentunya, di setiap kesedihan tentu akan ada kebahagiaan setelahnya. (izi jabar/Ed)
Leave a Reply