BANDUNG – Manusia dilahirkan tidak akan terlepas dari ujian, besar atau kecilnya ujian tergantung bagaimana kita menerima dan menyikapinya. Kita sebagai manusia tidak bisa menolak dan tidak pernah tahu kapan ujian itu datang.
Setiap individu yang hidup tentu mereka diuji, salah satunya diuji dengan sakit. Begitupun dengan Dede (56 tahun). Laki-laki paruh baya ini tinggal di sebuah rumah kontrakan di Kp. Pasirangin, RT. 01, RW. 05, Desa Talun, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung.
“Pada awal tahun 2016, tanpak benjolan di leher saya, waktu itu sebesar kelereng, namun tak terasa sakit, sehingga dihiraukan dan terus bekerja sebagai buruh bangunan. Sempat dibawa ke dokter umum, namun hanya diberi obat saja,” jelas Dede kepada tim IZI.
Setelah beberapa bulan kemudian, benjolan tersebut semakin membesar. Akan tetapi masih dihiraukan, karena tidak adanya biaya pengobatan.Uang hasil bekerjanya hanya mencukupi untuk kebutuhan makan saja.
“Suatu ketika asam lambung meningkat, saya pun memaksakan diri untuk pergi berobat ke rumah sakit di daerah Majalaya. Ketika sedang diperiksa, dan melihat benjolan di bagian leher yang besar, dokter mengatakan benjolan ini adalah tumor. Dokter memberi rujukan ke RSHS, karena menurutnya harus segera ada penanganan lebih lanjut.
Hidup bersama istri dan anak tirinya yang bernama Aep (38 thn), sudah tentu Dede merupakan tulang punggung keluarga. Sudah 1 tahun ini ia tidak lagi bekerja karena kondisi penyakit yang dideritanya tidak memungkinkan lagi untuk melakukan pekerjaan seperti biasanya. Atas kondisi tersebut, Dede harus menunggak kontrakan selama 5 bulan.
Sementara untuk kebutuhan makan dan kebutuhan lainnya ia dibantu oleh Aep yang bekerja sebagai buruh, kadang juga ada bantuan dari para tetangganya. “Aep juga bekerja terkadang hanya cukup untuk membeli makan dirinya saja, karena pekerjaannya juga tidak setiap hari ada,” jelas Dede.
Tidak berhenti sampai di situ, istri Dede pun mengeluh rasa sakit di bagian kaki, menurut keterangan dokter ia menderita asam urat, cara ia berjalan pun sudah tidak seperti biasanya.
Dede sendiri saat ini sedang melalukan pemeriksaan di RSHS Bandung. Di sana ia melakukan pemeriksaan USG, PA (Patologi Anatomi), Pemeriksaan Lab Darah. “Kata dokter, untuk rencana selanjutnya saya akan di terapi sinar”, kembali Dede menjelaskan.
Sebagai salah satu pasien yang saat ini tinggal di RSP, Dede pun tak lupa mengucapkan terima kasihnya kepada Rumah Singgah Pasien (RSP) IZI yang sudah mengizinkan dirinya untuk singgah selama proses pengobatan di RSHS.
“Kalau tidak ada RSP, mungkin saya akan kebingungan memikirkan biaya penginapan selama proses pengobatan. Belum lagi saya harus memikirkan biaya makan istri selama mendampingi pengobatan. Selama proses pengobatan kurang lebih sudah 26 hari saya tinggal di RSP IZI ini”, tutupnya. (Kemala/ IZI Jabar/ Editor: Fajri)
Leave a Reply