Bandung (Potret Dhuafa ) – Ibu Rosmawati (38) seorang ibu dengan 2 anak berasal dari Tanah Sunda (Garut) yang didiagnosa Kanker Payudara di awal tahun 2016. Sel kanker begitu cepat menyebar ke mata.
Bagi Rosmawati dunia ini terasa tidak adil baginya. Sebelumnya, rumah tangganya tengah kandas, dan kini, penyakit yang dideritanya semakin hari makin mengganas. Ia merasa tidak akan memiliki harapan untuk hidup. Ros pun begitu pasrah menunggu takdirnya segera meninggal.
‘’Saya dulu udah seperti bayi. Sudah tidak bisa apa apa. Bahkan, pikiranpun sudah tidak ingat apa-apa. Yang saya ingat hanya mengeluh rasa sakit yang dialami,’’ ujar Ros kepada tim IZI.
Selama Ros sakit, Ibu Nani (70) dengan setia mengurus semua kebutuhannya. Rasa kasih seorang ibu kepada Ros tak pernah pupus. Mulai dari mengantarkan, menemani saat operasi, hingga mengurus semua kebutuhan pribadi Ros dilakoninya.
Selama pindah sementara ke RSP IZI, Ros menyaksikan perubahan aktivitas Ibu Nani. Yang biasa lama di kebun kini Ros melihat sang ibu lebih sering melihat duduk mengaji dan melaksanakan salat sunah lainnya.
“Saya memang pasrah, tapi ibu saya tidak. Serta merta, saya terbayang masa depan kedua buah hati saya,” ujarnya.
Regina (10) dan Romi (13) menjadi pembangkit semangatnya. Menatap wajah mereka berdua semangat hidup Ros tumbuh kembali. Ia bertekad untuk dapat melihat buah hatinya menikah dengan pujaan hatinya masing-masing. Maka dari itu, ia ingin cepat kembali sembuh.
Tahun 2019 lalu, kanker di dalam tubuh Ros selesai diangkat. Wanitu itu memantapkan hati sembuh dari penyakitnya dengan tetap selalu terhubung bersama Allah.
Rosmawati semakin yakin dengan kekuatan doa ibunya menjadi salah satu kekuatannya untuk bertahan hidup hingga kini. Padahal sebelumnya, dokter memvonis ia tidak akan bisa bertahan lama.
Seiring berjalannya waktu, bacaan Alquran Ros semakin membaik. Sejalan dengan itu, hubungannya dengan anak-anak juga ikut membaik. Ros memetik hikmah di balik kesulitan yang dialaminya.
‘’Jikalau saya tidak sakit mungkin ibadah ibu saya akan standar, ibadah saya juga standar, tidak bisa belajar tahsin, tidak bisa merasakan menggantungkan harapan kepada Allah, tidak akan tau juga perjuangan perjuangan pasien lain menghadapi penyakitnya. Saya sakit, dan tahu betul nikmatnya sehat,’’ ucap Ros penuh syukur.
Rosmawati telah menjadi penerima manfaat rumah singgah pasien IZI terhitung mulai tanggal 04 Oktober 2017. Sejauh ini, Ros telah 25 kali sinar radioterapi, dan 2 kali kemoterapi siklus lanjutan, 2 kali operasi besar (pengangkatan mata dan pengangkatan payudara). Kisah Rosmawati menjadi inspirasi tersendiri bagi pasien-pasien RSP IZI lainnya. (Risniati/DH)
Leave a Reply