“Ira si Tukang Kejang-Kejang”. Kata-kata itu sering dilontarkan teman-temannya saat masuk sekolah. Gadis berusia 13 tahun itu menjadi objek bully hingga membuatnya kehilangan rasa percaya diri.
Penyakit bukanlah sebuah bahan yang bisa digunakan seseorang untuk sebuah kesenangan orang lain. Penyakit sejatinya harus diupayakan untuk sembuh, sebagai wujud kepedulian sosial.
Ira menderita epilepsi sejak usia 9 tahun. Selama pengobatan ia hanya memanfaatkan asuransi kesehatan dari pemerintah. Karena BPJS tidak dapat mengklaim obat yang lebih bagus maka dokter hanya memberikan obat tablet yang harus rutin diminum dua kali sehari.
Jadwal konsumsi obat pun harus tepat pada jam 7 pagi dan jam 7 malam waktu setempat. Apabila telat meminum obat maka kejangnya akan kembali kambuh.
Dokter telah menyarankan keluarga Ira untuk membeli obat dan melakukan pengobatan lebih lanjut baginya. Namun lagi-lagi, biaya menjadi kendala, yang pada akhirnya kedua orangtua Ira lebih memilih pengobatan secara gratis.
“Saya kasihan dengan putri saya. Cobaan menimpanya baik secara fisik maupun psikis. Karena keterbatasan ekonomi saya tak bisa berbuat banyak. Beberapa tahun yang lalu saya terkena PHK, dan hingga saat ini belum memiliki pekerjaan. Ditambah lagi istri saya mengidap Kanker Ovarium,” ujar Iyeh (53), warga Gang Dukuh RT 02 RW 02 Desa Muka Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur.
Bagai Jatuh Tertimpa Tangga
Sudah jatuh tertimpa tangga, mungkin itulah gambaran yang terjadi pada keluarga Iyeh. Istrinya yang bernama Ratna (49) tengah menjalani pengobatan di RSHS.
Beliau harus menjalani kemoterapi sebanyak 6 kali. Alhamdulillah, Ratna sudah singgah di RSP IZI – YBM PLN sejak bulan Oktober 2019 lalu. Seluruh keperluan tempat tinggal serta makan selama menjalani pengobatan tidak lagi menjadi beban.
Yang menjadi beban terberat keluarga Pak Iyeh adalah Ira, putri bungsunya. Karena ibunya sakit, perhatian untuk sang anak pun harus terbagi. Jalan untuk Ira bisa sembuh adalah dengan membeli obat yang lebih bagus tetapi obat tersebut tidak dapat diklaim dengan BPJS.
“Ira ingin sembuh. Ira malu karena temen-temen suka mengejek Ira kejang. Biasanya kalau bapak atau mamah tidak pergi ke Bandung, mereka yang datang ke sekolah untuk membela Ira. Tapi saat ini keadaan sudah berbeda, sejak mamah sakit Ira merasa sepi setiap tidurpun selalu dengan nenek. Setiap sujud terakhir Ira suka berdoa semoga mamah dan Ira bisa kembali sehat, bapak bisa kerja lagi,” ujar Ira kepada Tim IZI. (izi jabar)
Leave a Reply