BALIKPAPAN – Melalui Program Proteksi Keluarga Mustahik Laznas Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) perwakilan Kalimantan Timur kembali menyalurkan bantuan kesehatan kepada Adik Pedro, anak penderita gangguan mental dan juga penyakit dalam.
Pedro adalah anak dari Suhardi (44 thn), sang ibu yang merupakan istri dari Suhardi menghilang sejak Pedro masih kecil. Pedro terlahir normal, namun ketika kecil untuk menghilangkan tangisnya sang ibu suka memberinya obat Chlorpheniramine (CTM) yang sering disalah gunakan untuk obat tidur. Begitupun dengan ibu Pedro, ia memberinya CTM agar Pedro diam dan tidur. Hal tersebut dilakukan ibunya sampai Pedro berusia 2 tahun.
Beriringan dengan menghilangnya sang ibu, kondisi Pedro pun mulai terlihat aneh dari anak biasanya. Pedro sering makan makanan apapun yang ada dihadapannya, seperti karet, kertas bahkan batu. Sejak saat itu pengawasan terhadap Pedro pun sangat diperhatikan.
Saat ini usia Pedro menginjak 10 tahun, dan kebiasaan itu tidak hilang. Hal yang paling mengiris hati ayah dan neneknya yaitu, di usia kesekian ini Pedro masih belum bisa bicara, bahkan ia masih harus mengunakan pampers karena masih buang air kecil dan besar sembarangan.
Sekitar sebulan yang lalu Pedro tidak mau makan dan mengeluh sakit perut. Setelah dibawa ke rumah sakit dan dirontgen hasilnya mengejutkan, usus Pedro menjadi rusak dibagian kandung kemih dan juga mengalami inveksi, serta salah satu ginjal Pedro mengalami kerusakan. Sehingga dokter mengatakan kemungkinan Pedro bisa saja dilakukan cuci darah.
Setelah sepekan lebih menginap di ICU dan melakukan operasi awal, Pedro diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit. Karena Pedro belum memiliki BPJS maka biaya pengobatan yang dibebankan secara pribadi, sedangkan total tagihannya mencapai Rp. 20.000.000,-.
Pihak rumah sakit memberi kemudahan dengan diperbolehkan dicicil 3 bulan. Setelah mendapat bantuan dari keluarga dan juga tetangga, terkumpul dana sebesar Rp. 6.000.000,- untuk dibayarkan di awal agar Pedro bisa pulang. Saat ini tunggakan yang tersisa sekitar Rp. 14.000.000,-.
Saat ini Pedro sendiri tinggal menumpang di rumah sang nenek. Ayahnya tidak mempunyai pekerjaan tetap, beliau menjadi buruh panggilan di pelabuhan. Sementara Pedro diurus bibinya, Nurdiya, beliau yang saat ini mengusahakan untuk melunasi sisa biaya rumah sakit dan salah satunya beliau mengajukan bantuan ke IZI.
Setelah disurveI tim IZI akhirnya IZI memberi bantuan biaya pengobatan untuk meringankan beban hutang di rumah sakit, bantuan langsung diserahkan kepada Nurdiyah pada Senin (12/8). “Terima kasih IZI atas bantuannya semoga IZI semakin maju dan karyawanya diberkahi selalu oleh Allah SWT,” kata Nurdiyah.
Pedro sendiri masih harus keluar masuk rumah sakit dan memerlukan biaya yang banyak karena dokter memberi tahu jika ingin sembuh Pedro harus dirawat secara intensif selama 3 bulan di ICU yang tentu biayanya sangat besar. (Rahmad/ IZI Kaltim/ Editor: Fajri).
Leave a Reply