(IZI News) – Bertepatan pemberlakuan kembali PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) DKI Jakarta pada hari ini (14/9), kerjasama program Klinik Hemodialisa antara Inisiatif Zakat Indonesia dan Unit Pengelola Zakat dan Dana Kebajikan (UPZDK) PermataBank Syariah resmi terlaksana.
Acara yang berlangsung secara daring tersebut dihadiri Direktur Utama Inisiatif Zakat Indonesia, Wildhan Dewayana, Wakil Ketua UPZDK PermataBank Syariah, Feddy Fadilah, dan jajaran direksi serta manajemen regional dari kedua lembaga penjalin kerjasama.
“Tanpa mengurangi niat baik dan khidmatnya acara, peresmian Klinik Hemodialisa ini dilangsungkan secara daring. Meski dipastikan tidak ada pasien cuci darah secara daring, karena IZI belum memiliki teknologi tersebut,” gurau Wildhan Dewayana memulai sambutan.
Dalam keterangannya, Wildhan Dewayana mengakui bahwa klinik hemodialisa rancangan lembaga zakat yang dipimpinnya terinspirasi ketika melakukan kunjungan ke Malaysia. Di sana terdapat rumah sakit khusus penderita gagal ginjal yang dibangun oleh lembaga zakat resmi pemerintah Malaysia.
“IZI berusaha menerjemahkan konsep tersebut di Indonesia semenjak 2015 lalu. Mulai dari persyaratan, lokasi, prosedur, dan lain sebagainya dikerjakan. Perjalanannya cukup panjang dan detil,” ungkap Widhan Dewayana.
Tambahnya lagi, penyintas gagal ginjal kronis bertumbuh secara cepat. Hal ini berbanding terbalik dengan fasilitas terapi kesehatan yang tersedia bagi mereka.
Proses cuci darah membutuhkan perlengkapan dan fasilitas dengan alokasi dana besar. Namun Inisiatif Zakat Indonesia terus menjalankan misi pembangunan klinik tersebut hingga bertemu dengan UPZDK PermataBank Syariah
“Proyek ini semestinya dibangun secara bersama. Gotong royong. Bisa dikatakan program ini adalah proyek ambisius,” terangnya.
Feddy Fadila yang mewakili UPZDK PermataBank Syariah mengungkapkan respon jajaran manajemen mereka ketika dikenalkan program Klinik Hemodialisa yang diinisiasi IZI kala itu.
“Terus terang, Pak Wildhan, Klinik Hemodialisa ini mendapat respon yang baik dari sebagian besar manajemen UPZDK PermataBank Syariah. Nuansa dari program ini sangat penting. Penderita gagal ginjal kronis tidak lagi kesulitan cuci darah. Karena secara fisik mereka kepayahan, dan rumit secara biaya,” jelas Feddy Fadila.
Wakil Ketua UPZDK PermataBank Syariah itu menjelaskan keunikan dari lembaga keuangan mereka yang memiliki misi keuangan syariah, “Ada pendapatan yang dikumpulkan lembaga kami yang tidak dianggap sebagai profit. Tetapi ditujukan untuk menyelesaikan problem kemiskinan, dan mengangkat harkat dan martabat kaum dhuafa di Indonesia.”
Di dalam sambutannya, pria yang sempat mengunjungi beberapa lokasi binaan IZI itu mengajak sesama rekannya dari Divisi Regional PermataBank Syariah berkunjung dan berdiskusi lebih dalam dengan Inisiatif Zakat Indonesia terkait program-program yang berjalan..
“Karena program pengentasan kemiskinan itu tidak sekali jadi, tapi berkelanjutan. Doakan kami bisa survive menjalankan bisnis ini, di tahun yang cukup berat ini,” tutup Feddy Fadila.
Di sesi acara berikutnya, kerjasama Klinik Hemodialisa IZI-UPZDK PermataBank Syariah secara resmi diumumkan Direktur Utama Inisiatif Zakat Indonesia dengan lafaz basmalah.
Kepala program Klinik Hemodialisa, Luqman Jasin, turut memberi penjelasan terkait progress pembangunan klinik yang berdiri di kawasan Limo, Depok, tersebut.
“Air di Klinik Hemodialisa sudah dapat diakses melalui sumur bor artesis. Sekarang sedang dalam penelitian di Suciffindo untuk kelayakannya dikonsumsi,” terang Luqman.
Peresmian kerjasama Klinik Hemodialisa IZI-UPZDK PermataBank Syariah ditutup dengan closing statement dari Direktur Pendayagunaan IZI, Nana Sudiana, serta doa demi kelancaran operasional klinik ke depannya. (Ed)
Leave a Reply