Langkah nyata Inisiatif Zakat Indonesia yang ikut didukung penuh oleh Unit Pengelola Zakat dan Dana Kebajikan (UPZDK) PermataBank Syariah di bidang ketahanan pangan mulai terlihat hasilnya. Senin (9/11/2020), program Smartfarm berhasil melaksanakan panen raya di tengah masa pandemi.
Panen Raya Smartfarm IZI-UPZDK PermataBank Syariah berlangsung di Kampung Malang, Desa Gempol Sari, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, Banten, yang menjadi wilayah pertama diselenggarakannya Smartfarm Academy.
Komoditas yang berhasil dipanen di antaranya kacang panjang dan sayur kangkung. Proses penanaman melibatkan 5 (lima) petani millennial binaan Inisiatif Zakat Indonesia – UPZDK PermataBank Syariah di lahan seluas 2.000 M2.
Pada perayaan panen raya tersebut turut dihadiri Nana Sudiana, Direktur Pendayagunaan IZI, yang turut mendampingi manajemen PermataBank Syariah. Di antara mereka terdapat Habibullah dan Feddy Fadhilla selaku ketua dan wakil ketua UPZDK PermataBank Syariah.
Selain petinggi dan manajemen kedua lembaga, IZI serta PermataBank Syariah, hadir pula Kepala Desa Gempol Sari, Kepala Camat Sepatan Timur, Danramil, dan Kapolsek Sepatan, selaku pemangku wilayah. Mereka didampingi fasilitator Smartfarm, Riyadno.
Di dalam sambutannya yang panjang, Riyadno menjelaskan pencapaian yang telah dicapai oleh binaan mereka di Kampung Malang, Desa Gempol Sari, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, Banten.
Petani Smartfarm yang seluruhnya kaum milenial tersebut melakukan penanaman kacang panjang pada 17 September 2020 lalu. Diperlukan waktu sekitar 5 (lima) minggu perawatan untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal.
Semenjak masa petik pertama di tanggal 25 Oktober 2020 hingga kini, telah 6 (enam) kali panen kacang panjang terlaksana. Rata-rata keseluruhan panen mencapai hingga 108 Kg sekali petik.
“Hasil panen yang dikumpulkan petani (Smartfarm) kami mendapat dukungan dari pihak pemangku wilayah Desa Gempol Sari, Kecamatan Sepatan Timur, Tangerang-Banten, ini. Bahkan, Kapolsek setempat ikut membantu pemasarannya,” tutur Riyadno, fasilitator Smartfarm.
Riyadno juga menjelaskan bahwa Smartfarm melakukan pengembangan program dengan menggabungkan pertanian dengan peternakan, selain terus melakukan perluasan wilayah program. Perihal ini sesuai dengan upaya percepatan tanam pangan yang diusung Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Seperti yang diketahui, Kementerian Pertanian R.I melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian merumuskan Metode 4 Cara Bertindak untuk mencapai ketahanan pangan di tengah masa pandemi.
Pertama, peningkatan kapasitas produksi. Kedua, diversifikasi pangan lokal berbasis kearifan lokal yang berfokus pada satu atau dua komoditas utama. Ketiga, penguatan cadangan dan sistem logistik, dan keempat, pengembangan pertanian modern melalui pengembangan smart farming. (Ed)
Leave a Reply