“Ketika seorang laki-laki sedang bergaya dengan kesombongan berjalan dengan mengenakan dua burdahnya (jenis pakaian bergaris-garis; atau pakaian yang terbuat dari wol hitam), dia mengagumi dirinya, lalu Allah membenamkannya di dalam bumi, maka dia selalu terbenam ke bawah di dalam bumi sampai hari kiamat.” (HR. Bukhari, no. 5789; Muslim, no. 2088)
Anak muda zaman now paling suka mendandani diri sendiri dengan fashion terkini. Hayo ngaku… apakah kamu termasuk yang hobi koleksi barang branded? Hobi selfie pamer make up atau OOTD dari atas kepala sampai ujung kaki di sosmed? Atau, kamu sudah hijrah dan berbusana taqwa, lantas ada perasaan bahwa dirimu lebih baik daripada mereka yang masih pamer aurat? Astaghfirullah.
IZI-ers, waspada yaa… ada lho penyakit hati yang bernama ujub penampilan, yakni kagum pada tampilan diri sendiri, merasa bangga dengan apa yang dikenakan. Dan kalau sudah masuk ke perilaku sombong, maka ia akan merasa penampilannya lebih baik daripada orang lain.
Sekalipun sudah berhijab lebar dengan gamis besar, kalau di hatimu ada perasaan ujub apalagi sombong… hati-hati, Allah bisa membinasakan amalan yang kamu anggap sebagai ladang pahala lho.
Sebenarnya mengenakan pakaian bagus itu tidak masalah dan diperbolehkan lho:
“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim)
Akan tetapi, mengenakan pakaian bagus menjadi berdosa ketika dengan hal itu lantas ia mengagumi dirinya sendiri, ujub, bahkan sombong merendahkan orang lain. Padahal manusia seharusnya tidak hanya dipandang melalui busana yang dikenakannya saja.
Bahkan kalau kita belajar dari keluarga Rasulullah, beliau sekeluarga adalah manusia paling kuat ketaqwaannya pada Allah, namun penampilannya justru amat sederhana, tidak termakan merek apalagi ikut-ikutan tren fashion.
Urwah bin Zubair berkata, “Aisyah tidak suka memperbarui bajunya melainkan menambalnya atau membaliknya. Semua pakaian istri Rasulullah itu berharga murah, Hasan Al Bashri memperkirakan harga pakaian istri beliau hanya sekitar 6 Dirham.
“Barangsiapa meninggalkan suatu pakaian dengan niat tawadhu’ karena Allah, sementara ia sanggup mengenakannya, maka Allah akan memanggilnya pada hari kiamat di hadapan seluruh makhluk, lantas ia diperintahkan untuk memilih perhiasan iman mana saja yang ingin ia pakai.” (HR. Tirmidzi)
IZI-ers, coba deh ketika ada keinginan untuk membeli pakaian branded, tantang dirimu untuk mengeluarkan sejumlah uang yang sama untuk sedekah. Misalnya beli gamis seharga 1,2 juta, coba deh keluarkan uang dalam jumlah sama untuk diinfakkan. Berani kah terima tantangan ini?
Karena pakaian terakhirmu di dunia ini hanyalah kain kafan putih, maka dengan bersedekah sejumlah harga fashion item yang biasa kamu beli, semoga Allah memberikan pakaian terbaik pula untukmu di akhirat kelak. Akan sangat aneh kalau untuk penampilan rela mengeluarkan dana jutaan Rupiah, tapi untuk sedekah hanya berani keluar paling banyak ratusan ribu saja. Padahal yang abadi adalah apa-apa yang kita sedekahkan, bukan apa yang kita kenakan saat ini.
Jangan sampai kita ujub hanya karena style pakaian kita selalu update, semua fashion item yang kita miliki berkelas tinggi. Sadarilah bahwa semua itu takkan ada artinya di hadapan Allah. (SH)
Leave a Reply