Bulan Ramadhan yang penuh berkah ini adalah saat yang tepat untuk mendekat kepada Sang Pemilik Kehidupan. Dengan memohon ampunan dan lebih mensyukuri atas segala nikmat yang tiada henti hentinya Allah Ta’ala turunkan untuk kita.
Begitu juga yang dilakukan oleh Leji (70). Ia tinggal di sebuah pondok, dan itupun tanah perkebunan milik orang yang berbaik hati memberinya tempat tinggal meski tanpa penerangan (listrik), tepatnya di Jl. Patriasari, Geso X Umban Sari Kecamatan Rumbai Riau.
Perjuangan hidup sudah terbiasa ia lakukan untuk tetap bertahan. Pria yg biasa menanam ubi di kebun orang ini hanya sebatangkara.
Sebelumnya ia berasal dari pulau jawa dan berniat untuk mengadu nasib dengan mencari pekerjaan di Riau serta meninggalkan seorang istri dan anak di kampung. Namun akibat tak kunjung dapatkan pekerjaan, istrinya kemudian menikah lagi di kampung.
Kabar tersebut membuatnya sangat terpukul dan putus asa. Leji memutuskan tak akan kembali lagi ke kampung halaman karena merasakan malu.
“Meski kehidupan saya serba kekurangan, sudah 15 tahun hidup seperti ini, bertahan dengan hasil menjual ubi dari kebun orang, tapi saya tetap bersyukur pada Gusti Allah. Saya juga tidak mau meminta-minta pada orang lain,” ujar Leji.
Leave a Reply