JAWA TIMUR – Rehan Eka Romadhon mengalami diare sejak pertengahan bulan lalu, tepatnya Jumat (18/10). Selaku orang tua, Rudi Eka (26 tahun) dan Rondiyah (45 tahun) bergegas membawa anaknya yang baru berusia 8 bulan itu ke dokter.
Keadaan Rehan tidak kunjung membaik, bahkan ia sempat tidak sadarkan diri, hingga kedua orang tuanya memilih membawa Rehan ke rumah sakit pada Sabtu (19/10) sekitar pukul 14.00 WIB.
“Anak saya di-check darah, dan dilakukan penge-check-an lainnya. Baru ketahuan kalau kena radang otak,” kata Rudi.
Keluarga Rudi merupakan pendatang yang bekerja sebagai kuli di bidang konstruksi bangunan di Surabaya. Ia dan istrinya bekerja di bidang yang sama. Saat ini mereka tinggal di Made Watu Lawang RT.03/ RW. 04, Surabaya.
Balita kelahiran Lamongan, 11 Januari 2019 tersebut sudah 14 hari mendapatkan perawatan baik dari dokter maupun RS, sejak anaknya divonis radang otak kedua orang tuanya kompak menemani sang buah hati selama pengobatan berlangsung. Pihak RS sendiri meminta kepada keluarga agar dilakukan perawatan selama 21 hari.
“Obat anak perbotolnya itu 300-an ribu rupiah. Saya tidak mampu buat beli,” sahut bapak yang baru punya anak pertama tersebut.
Dengan keterbatasan biaya, Rudi berserta istrinya sempat berpikir untuk merawat buah hatinya di ruamhnya saja. “Akan tetapi, beberapa pihak turut membujuk saya untuk tetap dirawat di RS. Sebab penyakitnya anak saya harus segera diobati, sementara uang masih bisa dicari”, tutur Ibu Rehan.
Arning Susilawati, Supervisor Mulia Inisiatif IZI perwakilan Jatim menuturkan, bahwa Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) perwakilan Jatim turut memberikan bantuan biaya pengobatan untuk Rehan.
“Radang otak pada balita dapat menimbulkan kematian. Oleh karenanya, Sahabat Muslim Surabaya, yang diinisiasi Ustaz Hanafi juga turut membantu menggalang dana memperjuangkan Rehan”, terangnya. (Susi/ IZI Jatim/ Editor: Fajri).
Leave a Reply