Musholla Sayidina kini lebih berwarna. Kami pun takjub menyaksikan perubahannya.
Terakhir kami datang pada Ahad, 16 September 2018, musholla tiada berdinding. Atapnya berbahan terpal dengan rangka kayu seadanya.
Musholla Sayidina yang sekarang memang belum seratus persen kelar. Namun melihat kondisinya terkini, musholla seperti bersolek rapih.
“Tinggal sedikit lagi, mas. Pemasangan Spandeknya musti diperkuat lagi di bagian rangka,” jelas salah satu pekerja lapangannya.
Sebagaimana desain yang sudah ditetapkan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI), musholla harus memiliki luas 9×9 meter. Bahannya harus terdiri dari multripek sebagai dinding, baja ringan sebagai penyangga, dan spandek sebagai atap.
Hal ini agar musholla tahan terhadap guncangan, atau aman apabila gempa terjadi.
Pembangunan Musholla Inisiatif Sayidina tampak menarik perhatian mata.
Hal ini dikarenakan dusun Banten Damai Indah begitu gersang. Sehingga, warna hijau cerah “Sayidina” meneduhkan penglihatan.
“Maghrib ini sudah bisa digunakan.
Tapi marbot kami masih mau pasang kabel-kabel pengeras suara,” pekerja lapangan kembali menjelaskan. “Itu juga ada barang-barang seperti Al Qur’an akan ikut disusun rapih.”
Selesai memberikan pernyataan, para pekerja itu kembali menggerinda batangan baja ringan.
Tidak hanya itu, mereka ada yang kembali mengecat, membereskan ubin, serta melakukan pengetesan sound system.
Targetnya, besok pagi, Musholla Inisiatif Sayidina dapat digunakan oleh masyarakat Banten Damai Indah, desa Dangiang, Lombok Utara. Sehingga, dusun ini benar-benar terlihat indah.
Program pembangunan Mushola Inisiatif :
http://bit.ly/Zakatpedia_Musholla_Inisiatif
Leave a Reply