“… Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih.” (QS. As-Syura:20)
Setiap perbuatan baik maupun buruk, semua pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah subhanahu wata’ala. Kebaikan akan dibalas dengan kebaikan, dan keburukan dengan keburukan. Balasan itu dapat diberikan langsung di dunia, bisa juga Allah tangguhkan di akhirat.
“Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh.” (QS. Al-A’raf: 183)
Bagi yang berbuat baik, mereka tidak perlu risau karena Allah pasti akan melipatgandakan kebaikan kepadanya, tetapi bagi mereka yang berbuat buruk, maka harus siap-siap untuk memperoleh keburukan pula. Jika teguran atau azab itu masih diberikan oleh Allah selagi dirinya masih hidup di dunia, maka itu bisa disebut juga sebagai tanda cinta Rabb kepada seorang hamba-Nya. Agar hamba tersebut mau bertaubat sebelum bertemu dengan Rabb-nya.
Apa sajakah yang membuat Allah menangguhkan azabnya?
Allah berfirman: “Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.” (QS. Al-Anfal:32)
Jika dilihat, ada dua hal yang membuat Allah menangguhkan Azab:
- Ketika masih ada Rasulullah
Dahulu, kaum musyrikin dengan sombongnya memohon untuk segera didatangkan Azab. Mereka mengingkari apa yang disampaikan oleh Rasulullah dan ingin merendahkan Rasulullah dengan cara mengolok-oloknya.
“Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata: “Ya Allah, jika betul (Al Quran) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.” (QS. Al-Anfal:32)
Namun Allah tidak mengabulkan permohonan mereka untuk didatangkan azab kepada mereka secara langsung karena masih ada Rasulullah di tengah-tengah mereka.
- Masih ada orang yang meminta ampun Allah
Azab yang diturunkan Allah tidak lain merupakan karena kesalahan orang itu sendiri.
Allah berfirman: “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. As-Syura:30)
Namun, Allah Maha Pengampun. Dia tidak akan mengazab suatu kaum yang di dalamnya masih ada yang beriman dan memohon ampunan-Nya.
“Dan kalau tidaklah karena laki-laki yang mukmin dan perempuan-perempuan yang mukmin yang tiada kamu ketahui, bahwa kamu akan membunuh mereka yang menyebabkan kamu ditimpa kesusahan tanpa pengetahuanmu (tentulah Allah tidak akan menahan tanganmu dari membinasakan mereka). Supaya Allah memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Sekiranya mereka tidak bercampur-baur, tentulah Kami akan mengazab orang-orang yag kafir di antara mereka dengan azab yang pedih.” (QS Al-Fath: 25)
Jadi jangan merasa bangga jika azab kita ditangguhkan. Justru kita perlu khawatir kalau bermaksiat namun Allah tidak menegur kita. Sebab Azab di akhirat jauh lebih pedih.
“Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal.” (QS. Thaha: 127) (SH)
Leave a Reply