Tidaklah salah untuk mengekspresikan rasa cinta dan kasih sayang pada orang-orang yang kita sayangi karena akan membuat hubungan semakin harmonis. Namun jangan salah faham, hal ini boleh dilakukan kepada orang yang jelas-jelas belum halal atau bukan mahram kita, seperti halnya yang di lakukan muda-mudi saat ini. Merayakan cinta boleh tapi jangan sampai melanggar syari’at.
Islam itu asyik dan agama yang penuh cinta, sebab itu tidak ada momen tertentu dalam Islam untuk memperingati hari cinta dan kasih sayang. Dalam Islam merayakan cinta itu setiap hari seperti halnya yang dicontohkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam.
Rasulullah adalah pemimpin yang sholeh, berwibawa, tegas di medan perang namun sangat lembut dan romantis terhadap istri-istri beliau. Tentulah yang beliau lakukan patut kita contoh dan terdapat ganjaran pahala dan manfaat dari setiap perbuatan yang dilakukan.
Pertama, sabar, pemaaf dan tegas
Sebagai seorang suami Rasulullah adalah lelaki idaman, dalam mempergauli istri-istrinya, beliau selalu bersikap lemah lembut, ramah, santun, suka mengalah, sabar namun tegas dalam menerapkan nilai-nilai pendidikan dan keimanan. Sebagai suami, Nabi selalu berusaha memberi nafkah lahir dan batun secara baik dan halal. Bahkan, beliau menyediakan rumah untuk ditempati meskipun sangat sederhana.
Nabi bersikap tegas dalam mendidik istri bahwa kebahagiaan hidup berumahtangga sesungguhnya tidak bisa dibangun atas kemewahan duniawi semata. Namun, harus di atas landasan keimanan yang kokoh. Selain itu, beliau juga menunjukan keteladanan kepada istri dalam mentaati perinta Allah dan Rasulullah dengan memperbanyak amal sholeh. Beliau pun menunjukan ketegasan dan membimbing istrinya agar jangan seperti perempuan jahiliyah yang suka melanggar etika dan nilai-nilai Islam.
Kedua, senang membantu istri
Nabi melakukan perubahan besar dalam menjalankan perannya sebagai suami, yang bertolak belakang dengan pola hidup yang dijalani laki-laki jahiliyah pada masa itu. Di rumah, kalau tidak sendang beribadah beliau melakukan pekerjaan rumah tangga untuk membantu istrinya. Bahkan nabi pernah menjahit bajunya sendiri. Tidak
Tidak semua suami yang membantu pekerjaan rumah yang biasa dilakukan oleh para istri. Padahal kalau dihitung-hitung pekerjaan rumah yang dilakukan istri lebih banyak, beragam dan menjenuhkan daripada rutinitas suami yang bekerja mencari nafkah. Sebab itu, nabi faham betul dan beliau tidak sungkan membantu istri-istrinya di rumah.
Suami…meringankan pekerjaan rumah istrimu tidak membuat kemuliaan seorang suami menjadi rendah, harga dirinya menurun atau kewibawaanya menurun. Justru membantu istri akan membuat istri semakin menyayangi suami dan semakin mendekatkan hubungan lahir dan batin.
Ketiga, pengertian
Selain tegas beliau juga suami yang sangat pengeritan. Hal itu ditunjukan oleh beberapa perbuatan seperti menemani istri yang sakit, seseorang akan berada di titik terendah secara kejiwaan apabila dilanda stress dan dirundung masalah atau dalam keadaan sakit. Jika demikian, orang terdekatlah yang sangat diharapkan untuk memotivasi.
Dari Aisyah radhialahu ‘anhu “Nabi adalah oranng yang penyayang lagi lembut. Dan beliau akan menjadi orang yang sangat lembut dan paling banyak menemani istrinya ketika sedang mengadu dan sakit” (HR. Tirmidzi)
Keempat, hangat dan akrab
Nabi adalah seorang yang romantis dan lemah lembut kepada keluarganya. Beliau sering bercanda tetapi penuh adab. Beliau tidak kaku apalagi kasar terhadap istri dan keluarganya.
Kelima, sering mencium istri
Di antara hal yang dianjurkan nabi adlaah mencium isteri setiap saat meskipun sedang puasa.
Keenam, makan sepiring berdua
Sepasang suami istri yang makan sepiring berdua menunjukan betapa akarab dan harmonisnya mereka.
Dari Aisyah radhiallahu ‘anhu “Pernah aku minum, sedangkan aku pada saat itu dalam keadaan haid. Kemudian aku memberikan minuman tersebut kepada Nabi (dari bejana yang sama) lalu beliau menempelkan mulutnya persis di temat bekas aku meminumnya. Pernah pula aku makan daging yang tersisa dari tulang dengan mengigitnya, sedangkan aku dalam keadaan haid. Kemudian aku memberikan daging itu kepada Nabi, lalu beliau meletakan mulutnya pada bekas mulutku” (HR. Muslim dan Bukhari).
Ketujuh, ungkapkan cinta dan panggilan sayang setiap hari
Mengungkapkan perasaan cinta terhadap istri, merupakan salah satu upaya dalam menciptakan romantisme seperti yang dilakukan Rasulullah. Sangat dianjurkan suami memanggil istri dengan nama terbaik yang disukainya. Bisa juga disampaikan panggilan sayang atau sapaan khusus yang hanya suami-istri tahu.
Sering kali Nabi memanjakan Aisyah dengan ucapan “Wahai Humayra”, selain itu, Nabi juga sering memanggil Aisyah dengan sebutan “Wahai Aisy”.
Kedelapan, mandi bersama
Berkata Aisyah “Aku mandi bersama Nabi dalam satu bejana. AKu mendahuluinya dan ia mendahuluiku (mengambil wadah) sampai-sampai ia berkata, ‘Tinggalkan untukku’. Dan aku berkata ‘Tinggalkan untukku’”. (HR. Bukhari)
Kesembilan, saling berhias
Manusia normal terlebih suami dan istri pasti mendambakan pasangannya berpenampilan bersih, rapih dan wangi. Nabi adalah orang yang sangat menjaga ketiganya. Jika pasangan merawat dirinya dan senantiasa berpenampilan bersih, rapih dan wangi di hadapan pasangannya pastilah akan membuat pasangan selalu jatuh cinta padanya.
Sahabat, indahnya Islam dalam menjaga keteraturan dan hubungan antar suami istri. Beberapa perilaku yang dicontohkan Rasulullah patut kita jadikan teladan untuk merayakan cinta setiap hari.
(Ayu Lestari)
Leave a Reply