BANTEN – Ibu Ida Ulfah selama seharian penuh ia mendorong gerobak dari blok satu ke blok lainnya membersihkan tumpukan botol bekas minuman dan
Ibu Ida Ulfah selama seharian penuh ia mendorong gerobak dari blok satu ke blok lainnya membersihkan tumpukan botol bekas minuman dan barang yang tak terpakai.Ibu Ulfah menyusun satu per satu botol bekas yang dipungutnya, lalu membersihkannya, dan memasukkan barang-barang tersebut ke karung.
Hidup selalu membawa kepada takdir yang tidak diduga-duga. Ia bahkan tidak menyangka jalan hidupnya membawanya tinggal bersama tumpukan barang bekas, dengan bangunan berlantai tanah yang dibagi menjadi tiga ruang sempit, yang berada di Komplek PLN, Pondok Karya Kec.Pondok Aren Kota Tangerang Selatan, Banten.
Tak ada barang mahal di gubuk itu, yang ada hanyalah tumpukan barang bekas yang siap diolah menjadi uang. Untuk bertahan hidup dan untuk membaiayai Anaknya yang masih duduk di bangku 6 SD, beliau hanya menjadi pemulung di tengah kota.
Setiap hari, Saptia berjalan ke setiap sudut keramaian kota. Ia memungut barang bekas untuk ditimbang untuk dibelikan beras. Jika masih ada sisa, ia sisihkan untuk keperluan-keperluan mendadak.
Diakuinya, hasil memulung itu juga untuk memenuhi kebutuhan keempat cucunya, “Kadang seminggu dapet 100 ribu rupiah. Kadang juga 120 ribu rupiah,” terangnya sambil membersihkan botol bekas.
Melalui Program Mulia Inisiatif , Tim IZI menyalurkan donasi bantuan Pendidikan untuk anaknya ibu Ulfa yang Bernama Septi. Ia lalu menerima uluran tangan para donatur IZI dengan tetesan air mata.
“Terima kasih.. Terima kasih.. Semoga Alloh membalas kebaikan para donatur dan karyawan IZI semua,” ujar Ibu Ulfa berulang-ulang kali.
Leave a Reply