Sungguh sempit orang yang menganggap pahala hanya bisa diperoleh dari membaca quran, puasa, shalat sunah, dzikir, dan amal ibadah yang sifatnya vertikal antara manusia dan Sang Khaliq. Justru hubungan horizontal antara manusia dengan sesamanya dan bahkan manusia dengan binatang juga bisa menghasilkan pahala ataupun dosa.
“Suatu ketika ada seorang lelaki yang menahan dahaga yang teramat berat berjalan di jalan, lalu dia menemukan sumur. Dia turun ke sumur itu lalu meminum kemudian keluar. Sekonyong-konyong dia mendapati seekor anjing terengah menjulurkan lidahnya menjilat tanah karena saking hausnya. (Melihat pemandangan ini,) lelaki itu mengatakan, ‘Anjing ini telah dahaga yang sama dengan yang aku rasakan.’ Lalu dia turun ke sumur itu dan memenuhi sepatunya dengan air lalu diminumkan ke anjing tersebut. Maka (dengan perbuatannya itu) Allâh Azza wa Jalla bersyukur untuknya dan memberikan maghfirah (ampunan)-Nya. Para shahabat bertanya, “Apakah kita bisa mendapatkan pahala dalam (pemeliharaan) binatang ?” Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya, pada setiap nyawa itu ada pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Allah menciptakan makhluk lain di dunia ini seperti tumbuhan, binatang, dan juga jin, untuk menguji kita, benar atau tidaknya keimanan kita pada Allah akan tampak dari cara kita memperlakukan makhluk lain.
Akhlak buruk pada hewan bahkan bisa memancing murka Allah:
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Seorang perempuan disiksa gara-gara seekor kucing. Dia mengurung kucing itu sampai mati. Karena itulah dia masuk neraka. Perempuan itu tidak memberi makan dan minum kepadanya -tatkala dia kurung-. Dan dia pun tidak melepaskannya supaya bisa memakan serangga atau binatang tanah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hanya orang-orang celaka saja yang tidak memiliki kasih sayang untuk sesama bahkan juga untuk makhluk bernyawa lainnya yang Allah ciptakan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Tidaklah dicabut rasa kasih sayang kecuali dari orang yang celaka.” (HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad)
Bahkan terhadap hewan yang dagingnya akan dimakan, Allah memerintahkan kita untuk menyembelihnya dengan pisau tajam sehingga tidak menyakiti hewan tersebut.
“Sesungguhnya Allah memerintahkan agar berbuat baik terhadap segala sesuatu. Jika kalian hendak membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang baik. Jika kalian hendak menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang baik. Hendaklah kalian menajamkan pisaunya dan senangkanlah hewan yang akan disembelih.” (HR. Muslim)
Semoga Allah memperbaiki akhlak kita dalam berhubungan dengan sesama manusia maupun makhluk bernyawa lainnya. (SH)
Leave a Reply