Berbuat baik hanya kepada sesama manusia saja, benarkah?
Salah!
Islam adalah agama yang sempurna. Sebagai umat muslim, tidak benar jika kita harus berbuat baik hanya kepada sesama manusia saja, melainkan kepada semua makhluk-Nya. Ya termasuk di dalamnya adalah tumbuhan dan hewan.
“Bertakwalah kalian kepada Allah pada binatang-binatang ternak yang tak bisa berbicara ini. Tunggangilah ia dengan baik-baik, makanlah pula dengan cara yang baik.” (HR. Abu Daud no. 2548)
Berbuat baik kepada hewan dan tumbuhan bukanlah sesuatu yang sia-sia. Dalam sebuah hadits bahkan disebutkan bahwa jika ada binatang turut serta memakan buah atau tanaman yang kita makan, maka kita turut memperoleh pahala sedekah.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
“Pada setiap sedekah terhadap mahluk yang memiliki hati (jantung) yang basah (hidup) akan dapatkan pahala kebaikan. Seorang muslim yang menanam tanaman atau tumbuh-tumbuhan yang kemudian dimakan oleh burung-burung, manusia, atau binatang, maka baginya sebagai sedekah.” (Bukhari, Muslim)
Jadi jangan suka marah ya kalau ada misalkan burung, kambing atau binatang lainnya memakan rumput atau buah-buahan di kebun kita. Karena secara tidak langsung kita juga bisa bersedekah dengan hal itu. Tinggal bagaimana kita meniatkannya saja kan…
Nah, hal ini berlaku juga bagi orang yang memang sengaja memelihara hewan atau mungkin mengoleksi tanaman tertentu. Jangan sampai dzalim terhadap mereka. Jangan lupa penuhi hak-hak mereka. Jangan sampai kita jadi orang yang dzalim karena membiarkan peliharaan kita mati begitu saja karena kelalaian kita.
Ada kisah menarik juga terkait berbuat baik terhadap binatang yang dialami oleh Rasulullah.
Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sebuah pagar kebun yang dimiliki oleh seorang Anshar. Di dalam kebun tersebut terdapat unta yang tengah melihat Rasulullah sembari merintih dan berlinang air mata.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatanginya, lalu beliau mengusap puncak punggungnya, yaitu punuknya dan tengkuknya. Setelah itu unta itu pun diam (tenang). Kemudian beliau berkata, “Siapakah pemilik unta ini? Milik siapa unta ini?” Lalu datanglah seorang pemuda Anshar, kemudian berkata, “Unta ini milikku, wahai Rasulullah.”
Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah engkau tidak bertakwa pada Allah terhadap binatang ini yang telah Allah jadikan sebagai milikmu? Unta ini mengaku kepadaku bahwa engkau membiarkannya lapar dan membuatnya kelelahan.” (HR. Muslim)
Jadi kalau sudah komitmen memelihara hewan, ya beri mereka makan dan minum dengan layak. Bukan malah cuek atau bodo amat.
Selain Rasulullah, para Sahabat untuk terbiasa memperlakukan binatang tunggangan mereka secara baik sebagaimana Rasulullah. Mereka bahkan mengutamakan untuk menyamankan hewan tunggangan mereka dulu sebelum melakukan shalat sunnah.
“Kami pernah ketika singgah di suatu tempat, kami tidak bertasbih -yaitu tidak melaksanakan shalat sunnah terlebih dulu- sehingga kami menurunkan beban-beban dari punggung binatang tunggangan.” (HR. Abu Daud no. 2551 dan Ahmad 3: 29. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Imam Nawawi menjelaskan hadits ini dalam Riyadhus Sholihin bahwa meskipun para sahabat begitu semangat untuk melaksanakan shalat sunnah, mereka tetap mendahulukan barang dari punggung hewan tunggangan dan mengistirahatkan hewan tersebut.
Semoga kita termasuk orang yang bermanfaat bagi sesama makhluk ya, bukan hanya kepada manusia saja. (SH/RI)
Leave a Reply