Ada orang-orang yang memiliki penghasilan besar, namun untuk menafkahi keluarganya sangat pelit. Jangankan untuk menutupi berbagai kebutuhan rumahtangga, untuk membeli popok dan susu anak saja budget bulanan habis. Walhasil sang istri harus ikut banting tulang demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Jika kondisinya memang pendapatan suami kecil mungkin dapat dimaklumi ya. Tapi jika kondisinya pendapatan suami sebenarnya besar dan dia mampu memberikan lebih jika mau tapi si suami malah kikir terhadap istri dan keluarganya, ini sih kebangetan!
“Bukanlah dari golongan kami orang yang diperluas rezekinya oleh Allah, lalu kikir dalam menafkahi keluarganya.” (H.R. Ad-Dailami)
Menafkahi keluarga ternyata memiliki pahala yang dahsyat lho. Apa saja pahala dashyat tersebut?
- Setara dengan berjihad di jalan Allah
Banyak orang yang beranggapan bahwa berjihad di jalan Allah itu hanya dapat dilakukan dengan turun ke medan perang dan melawan musuh-musuh Islam. Tapi kan kita juga tahu, bahwa tidak semua orang Allah berikan kesempatan untuk dapat mati syahid di medan jihad yang sebenarnya seperti yang dialami oleh saudara-saudara seiman kita di Palestina, Gaza dan negeri-negeri Islam terjajah lainnya.
Ternyata, seseorang yang mencari nafkah untuk keluarganya, akan memperoleh pahala yang setara dengan berjihad di jalan Allah.
“Barang siapa bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, itu sama dengan berjuang di jalan Allah Azza wajalla.” (H.R. Ahmad)
2. Pahala infak terbesar
Berbeda dengan infak yang diberikan kepada yatim, dhuafa atau fakir miskin lainnya yang non keluarga, menafkahi keluarga juga bernilai pahala infak yang besar lho.
“Satu dinar yang kau infakkan di jalan Allah, satu dinar yang kau infakkan pada hamba sahaya, satu dinar yang kau sedekahkan kepada seorang miskin, dan satu dinar yang kau infakkan kepada keluargamu. Yang paling besar pahalanya adalah yang kau infakkan kepada keluargamu.” (H.R. Muslim)
3. Bernilai Sedekah sekalipun hanya sesuap makanan yang disuapi untuk anak istri
Jangan khawatir kehabisan pahala bersedekah karena harta yang dimiliki sudah habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga di rumah. Karena setiap harta yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan diri dan keluarga juga bernilai pahala sefdekah, sekecil apapun nafkah yang diberikan.
“Harta yang dikeluarkan sebagai makanan untukmu dinilai sebagai sedekah untukmu. Begitu pula makanan yang engkau beri pada anakmu, itu pun dinilai sedekah. Begitu juga makanan yang engkau beri pada istrimu, itu pun bernilai sedekah untukmu. Juga makanan yang engkau beri pada pembantumu, itu juga termasuk sedekah” (HR. Ahmad)
Dalam hadits lain juga berbunyi:Dari Abu Mas’ud Badri r.a., Nabi saw. bersabda, “Apabila seorang lelaki memberikan nafkah kepada keluarganya dengan rela, yang demikian itu suatu sedekah baginya.” (H.R. Mutafaq ‘Alaih)
4. Menjadi benteng penghalang dari api neraka
Yang tidak kalah penting lagi, memberi nafkah bagi keluarga juga dapat menjadi benteng agar terhindar dari api neraka.
“Barangsiapa mengeluarkan hartanya untuk keperluan kedua anak perempuannya, kedua saudara perempuannya atau kepada dua orang kerabat perempuannya dengan mengharap pahala dari Allah, lalu Allah mencukupi mereka dengan karunianya, maka amalan tersebut akan membentengi dirinya dari neraka” (HR. Ahmad, sanad dhaif)
Dahsyat sekali bukan keutamaan bagi orang-orang yang menafkahi keluarganya? Serius masih malas-malasan bekerja dan kikir kepada keluarga? Rugi banget… (SH/RI)
Leave a Reply