Pahlawan adalah orang-orang yang berjuang untuk meraih sebuah Kemerdekaan, khususnya dalam konteks negara Indonesia.
Orang-orang yang gigih dan percaya bahwa di setiap tetes darah yang telah dikeluarkan akan membuahkan hasil yang baik untuk Kedaulatan Negara. Namun definisi pahlawan tidak hanya untuk tujuan kemerdekaan negara saja, semisal orang-orang yang berjuang untuk bertahan hidup, orang-orang yang berjuang untuk kebahagiaan keluarganya. Adakah terlintas di benak kita tentang orang-orang tersebut? Tentu jarang sekali mengingat, terkadang kekhilafan menjadikan kurang bersyukur dan banyak mengeluh.
Mengingat hari pahlawan yang tepat jatuh di tanggal 10 November, IZI pun berinisaiatif memberikan santunan berupa sembako untuk Para Ibu Tangguh, sang Pahlawan yang berjuang untuk kelangsungan hidupnya.
Berbarengan dengan Hari Miladnya yang Ketiga, maka melalui Tim Inisaitif Zakat Indonesia Perwakilan Sumatera Utara pun turut melakukan kegiatan yang bertujuan untuk membuat mereka tersenyum bahagia kepada para pahlawan yang berjuang untuk kelangsungan hidupnya.
Adapun pahlawan-pahlawan itu diantaranya Ibu Jumini yang berusia 73 tahun, sudah lama ditnggal oleh mendiang suaminya yang bertempat tinggal di Jalan Huta II Purwosari, Kecamatan Pematang Siantar. Ibu Jumini berprofesi sebagai tukang pijat yang berpenghasilan tidak banyak karena sedikitnya jumlah pasien, bagaimana pun namun Jumini tidak pantang menyerah karena baginya rezeki sudah diatur oleh Allah.
Kemudian ada Ibu Jumiyem berusia 56 tahun bertempat tinggal di Jalan Saran Torop, Kecamatan Bandar Huluan, Kabupaten Simalungun. Jumiyem sendiri berprofesi sebagai buruh harian lepas, mempunyai tanggungan 3 anak dan 4 yang lainnya sudah berkeluarga. Terkadag Jumiyem juga bekerja di ladang milik orang lain, pengumpul berondolan sawit dan mencari sapu. Meski begitu ia tidak mengeluh dengan pendapatan 30 ribu dalam kesehariannya, yang penting baginya dalam sehari itu bisa merasakan sesuap nasi, ditambah sang Suaminya terkadang bekerjanya tidak disiplin padahal masih ada tanggungan anak yang masih sekolah di tingkat SD maupun SMP.
Dan yang terakhir ada Ibu Wakiyah yang berusia 70 tahun, berprofesi sebagai buruh harian lepas, berstatus janda dan tinggal bersama 2 cucu kakak beradik. Namun sang Kakak mengalami depresi dikarenakan batal menikah, kadang sikapnya normal dan terkadang abnormal, terkadang juga kesehariannya hanya tidur saja. Sesekali jika sedang baik sang Kakak mau bekerja untuk mencari nafkah keluarga. Sang nenek yang sudah tua renta hanya mampu berpenghasilan 30 ribu setiap bulannya dan itu hanya mencukupi kebutuhan hidupnya saja.
“Raut wajah bahagia terukir indah di wajah para Ibu Tangguh tersebut. Kala itu saya dan tim faham bahwa dengan kita peduli kepada sesama dapat menciptakan kebahagiaan yang lebih indah. Juga belajar bersyukur atas apa yang kita miliki di saat ini. Maka dari itu pekalah terhadap sesama, karena mereka juga banyak yang sangat membutuhkan uluran tangan kita.” pungkas Raihan Jannah, salah satu Tim IZI Perwakilan Sumatera Utara pada Rabu (14/11).
Penulis: Raihan Jannah
Editor: Ricky IZI Pusat
Leave a Reply