Jakarta—Sejak lima bulan terakhir, pasangan Dedi Riandi dan Siti Sarah telah berjuang menghadapi ujian berat dalam hidup mereka. Anak satu-satunya, Khanza, didiagnosis menderita Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL), penyakit yang cukup membuat syok keluarga kecil ini.
Khanza dan keluarga berasal dari Sukabumi, saat ini mereka harus bolak-balik ke Jakarta untuk menjalani pengobatan di RSAB Harapan Kita. Ayah Khanza yang bekerja sebagai penjahit di konveksi, terpaksa harus berhenti dan membuka usaha jahit di rumah. Penghasilan usaha jahitnya berkisar Rp100.000 hingga Rp150.000 itupun bergantung adanya pelanggan. Sejak Khanza sakit, penghasilan pun tidak ada karena Dedi harus menemani pengobatan Khanza di Jakarta.
Sementara itu, Siti Sarah, Ibu Khanza seorang ibu rumah tangga yang sepenuhnya mengurus Khanza. Pada awalnya, Khanza anak yang sehat, tetapi tiba-tiba ia mengalami demam dan pilek yang tak kunjung sembuh selama dua minggu. Berbagai pengobatan sudah dicoba, dari berobat ke mantri hingga dokter desa, namun kondisi Khanza semakin memburuk. Wajahnya semakin pucat, badannya lemas, dan muncul pendarahan di hidung serta saat buang air besar dan kecil.
Kondisi tersebut memaksa Dedi dan Siti membawa Khanza ke puskesmas dan dirujuk ke rumah sakit terdekat. Setelah diperiksa, diagnosis awal menunjukkan gejala leukemia. Khanza pun harus dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar, yakni RSAB Harapan Kita. Di sana, hasil pemeriksaan darah lengkap (BPM) mengkonfirmasi bahwa Khanza menderita Acute Lymphoblastic Leukemia.
Sejak saat itu, Khanza menjalani pengobatan khemoterapi intensif di RSAB Harapan Kita. Pengobatan ini sudah berlangsung selama lima bulan, dan meski kondisinya mulai membaik, perjalanan Khanza masih panjang. Rangkaian khemoterapi yang harus dilaluinya diperkirakan memakan waktu hingga dua tahun.
Alhamdulillah, Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) bekerjasama dengan RSAB Harapan Kita, sedikit dapat membantu biaya pengobatan Khanza melalui program Proteksi Kesehatan. Pada tanggal 10 Oktober 2024, tim IZI menyalurkan bantuan di RSAB Harapan Kita dan hanya bertemu dengan ayah Khanza, Dedi, karena sang ibu sedang menemani Khanza yang dirawat.
“Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada RSAB Harapan Kita dan IZI. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala kebaikan yang telah diberikan. Semoga RSAB dan IZI semakin sukses dan bisa terus membantu keluarga-keluarga lain yang membutuhkan. Terima kasih,” ucap Dedi dengan haru.
Bagi Dedi dan keluarga, setiap bantuan yang diterima sangat berarti. Di tengah kesulitan dan beratnya perjuangan, mereka tetap bersyukur atas sedikit demi sedikit kepulihan yang terlihat pada Khanza. Namun, jalan masih panjang. Dukungan dan doa diharapkan dapat terus mengalir untuk Khanza dan keluarga serta pasien-pasien lain yang mengalami kondisi serupa.
Semoga Khanza dan seluruh anak-anak yang berjuang melawan leukemia diberi kesembuhan oleh Allah SWT. Kami mengucapkan terima kasih kepada RSAB Harapan Kita dan IZI yang telah menjadi perpanjangan tangan kebaikan, meringankan beban keluarga-keluarga yang sedang diuji.
Semoga program-program kebaikan seperti ini terus berjalan dan semakin banyak anak-anak seperti Khanza yang bisa meraih harapan kesembuhan.
Leave a Reply