Abud Darda’ berkata, “Barangsiapa mendatangi ranjangnya, lantas ia berniat ingin shalat malam. Sayangnya, tidur telah mengalahkannya hingga ia bangun ketika shubuh, maka akan dicatat sebagai kebaikan apa yang ia niatkan.” (HR Ibnu Majah)
IZI-ers, sebanyak apakah niat baik yang pernah melintas di pikiranmu? Apakah setiap hari kamu selalu membiasakan memikirkan satu niat baik? Atau, kamu merasa sekadar niat saja tidaklah penting? Yang penting actionnya?!
Begini lho… Dalam Islam, segala amalan bergantung niatnya. Sehingga nilai niat amatlah tinggi. Bahkan seseorang yang baru berniat baik saja sudah diberi pahala seolah-olah ia telah melakukan amalan tersebut. Makanya, ada baiknya Kita membiasakan diri berniat baik, sebanyak-banyaknya.
“Gue mau bangun rumah besar 1000 meter persegi, gue mau memelihara beberapa anak yatim dan janda miskin di rumah. Mereka akan gue didik agar bisa mandiri.”
“Saya berniat akan menghajikan orang-orang tetangga sekitar rumah yang kurang mampu tapi pemahaman Islam dan akhlak ya baik.”
Bayangkan kalau satu niat dibayar oleh pahala sebesar niat tersebut. Subhanallah… Dengan membiasakan memikirkan niat baik setidaknya satu dalam sehari, ada berapa banyak pahala yang bisa kita dapatkan.
Niat tidak memerlukan modal lho, hanya perlu kepedulian dan ketulusan saja. Dan lihatlah betapa allah sangat baik terhadap orang-orang yang membiasakan niat baik :
“Dunia telah diberikan pada empat orang: Orang pertama, diberikan rizki dan ilmu oleh Allah. Ia kemudian bertakwa dengan harta tadi kepada-Nya, menjalin hubungan dengan kerabatnya, dan ia pun tahu kewajiban yang ia mesti tunaikan pada Allah. Inilah sebaik-baik kedudukan.
Orang kedua, diberikan ilmu oleh Allah namun tidak diberi rizki berupa harta oleh Allah. Akan tetapi ia punya niat yang kuat (tekad) sembari berujar, ‘Seandainya aku memiliki harta, aku akan beramal seperti si fulan.’ Orang ini akan mendapatkan yang ia niatkan. Pahalanya pun sama dengan orang yang pertama…”[HR. Tirmidzi]
Memang perlu digarisbawahi, ketika telah memiliki niat baik, kita perlu menunjukkan kesungguhan dan tekad untuk mewujudkan niat tersebut. Jadi tak cuma pepesan kosong seperti janji-janji kampanye saja.
Ibnu Rajab Al Hambali berkata, “Yang dimaksud bertekad kuat yaitu bersemangat ingin melakukan amalan tersebut. Jadi niatan tersebut bukan hanya angan-angan yang jadi pudar tanpa ada tekad dan semangat.”
Bagaimana IZI-ers, berani berpikir besar dan memancang niat baik setiap harinya? (SH)
Leave a Reply