Savrina merupakan anak ke 4 dari 5 bersaudara, ia merupakan anak yang dinantikan oleh pasangan iis dan Nashikin, dikarenakan ketiga anaknya adalah laki laki sehingga kedua orang tuanya sangat menginginkan anak perempuan.
Saat Savrina berumur satu minggu, ibundanya mencurigai putrinya terkena penyakit kuning, penyakit yang biasa diderita oleh bayi baru lahir karena kekurangan asi, akan tetapi setelah satu bulan diamati, mata Savrina masih menguning bahkan warnanya semakin pekat padahal Savrina telah mengonsumsi susu dengan takaran ml yang berlebih selama satu bulan lamanya.
Khawatir dengan kondisi fisik yang dialami oleh sang anak, bu iis memeriksakan Savrina ke rumah sakit terdekat. Savrina dianjurkan untuk check up secara keseluruhan. Dari hasil check up tersebut didapati bahwa ada kelainan genetik yang dialami oleh Savrina.
Savrina, balita mungil berumur tiga tahun itu setiap harinya harus bergelut dengan rasa gatal di sekujur tubuhnya akibat hemoglobin yang ada di tubuhnya tidak stabil. Selain itu perut mungilnya saat ini membesar karena dalam kondisi dipenuhi oleh cairan akibat dari organ hati yang tidak berfungsi dengan baik.
Savrina saat ini mengalami kerusakan hati kronis yang disebabkan dari penyakit langka yang dideritanya. Data satatistik menyebutkan dari 1000 balita ada satu anak yang terserang kerusakan hati kronis seperti Savrina.
Sejak divonis mengidap kelainan hati, tubuh Savrina tidak dapat menyerap zat gizi dengan baik. Akibatnya saat ini Savrina mengalami mal nutrisi, sedangkan Savrina tidak dianjurkan oleh dokter untuk mengonsumsi susu formula dari olahan protein susu maupun soya.
Susu formula yang dikonsumsi oleh Savrina adalah susu formula khusus yang memiliki nilai gizi yang sudah disesuaikan agar dapat mudah dicerna oleh tubuh penderita kelainan hati.
Susu hepatosol adalah susu formula khusus yang bisa dikonsumsi oleh Savrina untuk mendukung tumbuh kembangnya, harga susu formula ini untuk kemasan 240 gr yakni Rp 150.000,00. Rata rata dalam satu bulan Savrina bisa menghabiskan dua kg susu formula. Terkadang puskesmas setempat mengirimkan beberapa dus susu khusus untuk Savrina, akan tetapi jatah yang diberi oleh puskesmas setempat tidak dapat mencukupi kebutuhan susu formula Savrina selama 1 bulan, alhasil orang tua Savrina sering kali membeli secara pribadi kebutuhan susu yang dibutuhkan oleh Savrina.
Saat ini Savrina sedang menjalani observasi ulang terkait kesehatannya setelah dua tahun off akibat pandemi covid. Tim dokter menyatakan bahwa kondisi Savrina tidak dapat dilakukan terapi medis apapun selain check up rutin setiap bulan. Hal tersebut dilakukan untuk dapat membatasi sedari dini penyebab kerusakan hati yang lebih parah.
Bu iis hanya seorang diri mengantarkan Savrina kontrol ke RSUD dr Soetomo, dikarenakan ayah Savrina harus menjaga 3 kakak dan 1 adik Savrina “Alhamdulillah saya ketemu RSP ini mbak, saya sangat terbantu disini, saya nggak membayangkan bagaimana riwa-riwinya saya bawa barang dan balita sakit sendirian kalau ndak pakai ambulance RSP. Semoga RSP lancar selalu dan bisa memudahkan orang banyak” tutur bu iis.
Leave a Reply